Jurusan Bisnis Kuliner Jadi Bagian Pengembangan Industri Pariwisata

KULINER TRADISIONAL - Beraneka macam kuliner tradisional yang menjadi bagian dari pengembangan industri pariwisata di Bali.

DENPASAR | patrolipost.com – Kuliner yang merupakan turunan dari industri pariwisata menjadi peluang bisnis menjanjikan. Pasalnya, usaha di sektor ini tidak akan pernah surut karena selalu dibutuhkan oleh masyarakat maupun wisatawan.

Berdasarkan hal itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL Dikti) Wilayah VIII Bali Nusra, Prof I Nengah Dasi Astawa, berharap ada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali membuka jurusan Bisnis Kuliner untuk memfasilitasi para pelaku usaha di sektor tersebut.

Bali sebagai destinasi wisata internasional setiap tahunnya dikunjungi jutaan turis dari mancanegara dan domestik. Guna menunjang kepariwisataan di pulau ini, kebutuhan akan kuliner menjadi sangat penting untuk memenuhi permintaan wisatawan dalam hal pangan.

“Bisnis kuliner ini sedang bagus-bagusnya dan tidak pernah lekang karena kebutuhan. Sama dengan bisnis sembako, tapi pemasarannya yang berbeda ada yang konvensional dan online,” ucap Dasi kepada awak media di kantor setempat, Senin (24/2).

Pihaknya pun meminta PTS di pulau ini membuka jurusan dalam memberikan peluang kepada para pengusaha makanan atau pekerja di sektor kuliner agar dapat mengikuti pendidikan di perguruan tinggi sesuai bidang usahanya sehingga mereka mampu mengembangkan usahanya baik itu melalui pemanfaatan teknologi maupun karena pengetahuan yang didapat dari perguruan tinggi.

“Kalau ini (bisnis kuliner) saya yakin menjadi pendukung para pekerja, pegiat masakan ada tempatnya kuliah. Bapak atau ibu yang suka masak, dapat ijazah sarjana misalnya dagang be guling sarjana, dagang lak-lak sarjana. Mengapa tidak. Bisnis kuliner ini harus dikembangkan sehingga menjadi bagian daripada pengembangan industri pariwisata di Bali,” jelasnya.

Sebagai salah satu destinasi wisata favorit, keberadaan para pelaku usaha kuliner pun berperan penting dalam keberlangsungan industri pariwisata. Sebab, di manapun dan kapanpun, makanan akan tetap dicari dan dibutuhkan masyarakat dan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata. (811)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.