Mowilex Donasikan 5.000 Pohon Rehabilitasi Manggrove di Tukad Mati

Rehabilitasi mangrove pada bagian daerah aliran sungai (DAS) Tukad Mati, Bali yang rusak dan gundul.

 

Bacaan Lainnya

 

BADUNG | patrolipost.com – Rangkaian program penanaman 50.000 pohon oleh Mowilex mendapatkan dukungan besar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penanaman bibit pohon mangrove merupakan salah satu upaya mitigasi perubahan iklim dan bagian dari program inisiatif keberlanjutan Mowilex dimana pengurangan emisi karbon dan konservasi laut ada di dalamnya.

Berbeda dengan kebutuhan lahan di Kampung Ilmu, Purwakarta, PT Mowilex Indonesia (Mowilex) kali ini kembali melanjutkan penanaman pohon dalam menjawab kebutuhan dari Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari dalam melakukan penanaman bibit mangrove pada bagian daerah aliran sungai (DAS) Tukad Mati, Bali yang rusak dan gundul. Penanaman bibit pohon tersebut sekaligus merupakan rangkaian program menuju ulang tahun Mowilex yang ke 50.

50 tahun memliki makna mendalam bagi Mowilex yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Mowilex sendiri telah menjadi pelopor dalam pengembangan praktik ramah lingkungan sejak hari pertama beroperasi (1970), menjadi yang pertama memproduksi cat berbasis air di Indonesia dan perusahaan cat Indonesia pertama yang memiliki sertifikat CarbonNeutral®.

Berangkat dari sejarah yang telah terukir tersebut, maka Mowilex ingin terus berkontribusi bagi Indonesia dan alamnya lewat berbagai program inisiatif keberlanjutan.

“Ketika kami melakukan diskusi bersama para pegawai tentang bagaimana Mowilex ingin merayakan ulang tahun ke 50, hasilnya sangat menakjubkan dan kami setuju untuk terus melanjutkan program keberlanjutan yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat dan alam Indonesia khususnya,” kata Niko Safavi, CEO Mowilex disela penanaman 5.000 bibit pohon mangrove, sembari berujar, kegiatan ini menjawab kebutuhan dari Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari untuk melakukan penanaman pada area yang gundul di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tukad Mati, Bali, Jumat (22/1/2020).

Niko tak menyangka apa yang dilakukan ternyata terhubung dengan kebutuhan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari yang ingin menghijaukan kembali DAS Tukad Mati, Bali yang gundul.

Mewakili Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari, I Nyoman Sukra menyampaikan terima kasih kepada Mowilex yang telah menyumbangkan 5.000 bibit pohon mangrove dan peduli terhadap kondisi DAS di Tukad Mati, Bali yang gundul.

Pria yang kerap dipanggil Jero Mangku Dolphin ini juga memiliki mimpi jika 5.000 pohon tersebut telah tumbuh besar, ia ingin bersama para nelayan Patasari mengembangkan ekowisata dan juga dapat menjadi tempat untuk mempelajari berbagai hal yang terkait dengan mangrove.

“Suatu kebanggaan tersendiri buat kami jika nanti ada yang datang mengunjungi tempat ini, saya bisa bercerita bahwa ini merupakan salah satu kontribusi perusahaan sebesar Mowilex yang berusia 50 tahun,” ucap Jero Mangku Dolphin.

Seperti diketahui, Tukad Mati merupakan aliran sungai memiliki fungsi utama sebagai drainase wilayah perkotaan, di Bali. Jika area DAS terganggu maka dapat berimbas kepada daerah sekitar yang dapat menyebabkan banjir ke berbagai lokasi, sebutlah daerah kawasan Kuta dan Seminyak, Bali yang termasuk pernah merasakan hal ini.

Hasnawir, PhD selaku perwakilan dari Direktur Kemitraan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sangat mendukung dan mengapresiasi Mowilex atas bantuannya menanamkan 5.000 bibitpohon mangrove.

“Indonesia dikaruniai ekosistem mangrove terluas dan memiliki tipe mangrove terlengkap di dunia. Maka dari itu dengan upaya inisiatif seperti yang dilakukan oleh Mowilex yang berkolaborasi dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari ini perlu di contoh oleh berbagai pihak, bergotong royong dan semangat seperti itu perlu ditularkan kepada yang lain,” jelasnya.

Bibit pohon mangrove yang ditanam pada hari ini berjenis Rhizophora Mucronata, salah satu jenis mangrove dengan tingkat pertumbuhan lebih cepat.

“Bagi Mowilex, pohon memiliki arti yang sangat sakral, karena pohon bisa dibilang sebagai pusat kehidupan dan saat ini Mowilex sedang mempersiapkan kepesertaan masyarakat secara daring agar khalayak dapat berpartisipasi menjadi ‘orang tua asuh’ bagi pohon-pohon yang akan kami tanam selanjutnya,” kata Anna Yesito Wibowo, Chief Marketing Officer Mowilex.

Dalam menyambut ulang tahun yang ke 50, Mowilex memiliki komitmen untuk menanam 50.000 bibit (berbagai jenis) pohon disesuaikan dengan kebutuhan lahan di berbagai wilayah di Indonesia. (473)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.