PHRI: Hotel di Bali 0 Persen Wisatawan RRT

Direktur Eksekutif BPD PHRI Bali Ida Bagus Purwa Sidemen.

DENPASAR | patrolipost.com – Wabah virus Corona yang berkembang dari Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sangat memukul pariwisata Bali. Saat ini  hotel-hotel maupun penginapan di Bali sama sekali tidak ada (0 persen) wisatawan Tiongkok.

“Virus Corona tidak hanya memukul pariwisata, tapi juga menjadi prolema bagi perekonomian masyarakat Bali,” ujar Direktur Eksekutif Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Ida Bagus Purwa Sidemen.

Bacaan Lainnya

IB Purwa Sindemen yang ditemui di Prime Plaza Hotel Sanur, Rabu (12/2/2020) menjelaskan, sepinya wisatawan Tiongkok setelah Pemerintah Indonesia menghentikan penerbangan dari dan ke RRT untuk mengantisipasi masuknya virus Corona (WHO mengubah namanya menjadi COVID-19, red) ke Indonesia. Otomatis sejak kebijakan itu tidak ada lagi turis Tiongkok berkunjung ke Bali. Hal itu tidak semata berdampak ke sektor pariwisata, tapi merembet ke berbagai sektor ekonomi.

“Kami kemarin menerima keluhan masyarakat nelayan dan peternak lobster, karena sebanyak 200 kg sampai 600 kg lobster tidak bisa diekspor sehingga mereka mencoba untuk bekerja sama dengan kami (PHRI). Mereka meminta supaya tangkapan lobster disetor ke hotel-hotel,” kata IB Purwa Sidemen.

Menurutnya, dampak wabah virus Corona tidak hanya kepada pariwisata, tetapi sudah menjadi problema global. Khusus bagi Bali yang mengandalkan pariwisata, saat ini hotel-hotel 0 persen wisatawan Tiongkok. Sebab, warga Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dilarang berpergian dari negaranya oleh pemerintah setempat, dan Indonesia menutup kedatangan wisatawan Cina sementara waktu.

Kendati demikian IB Purwa Sidemen menekankan, yang dilarang hanya wisatawan Tiongkok, sedangkan Bali membuka lebar pintu bagi wisatawan asing yang ingin berlibur maupun berkunjung. Sehingga diperlukan pembenahan segmentasi pariwisata, yakni tetap meningkatkan promosi untuk mengambil daya tarik wisatawan dari negara lain.

“Kami membuka lebar-lebar kedatangan tamu wisatawan, baik dari Eropa, India, Amerika dan negara lainnya,” ungkapnya.

Ia juga menerangkan, wacana wisata murah bermaksud agar event-event  penting dapat dilaksanakan di Bali. Selain itu juga mendorong peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) ke Bali.

“Murah dalam arti, jika dulu mendapatkan keuntungan Rp 1.000, sekarang cukup Rp 500 saja. Hal ini sebagai upaya agar pariwisata di Bali terus bergerak,” tandasnya. (cr02)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.