Dr Dadang Hermawan: Kuliah Sembari Magang Proses Peningkatan Soft Skill Mahasiswa

Rektor ITB STIKOM Bali, Dr Dadang Hermawan.

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipostcom – Seiring dengan apa yang digaungkan “Mas Menteri” Nadiem Makarim terkait dengan adanya “Kampus Merdeka” yang berisi pokok-pokok pikiran perubahan sistem di pendidikan tinggi terkait pengganti SKS atau kegiatan belajar, rupanya sudah dijawab oleh ITB STIKOM Bali dengan melakukan program magang sembari kuliah bagi mahasiswanya di beberapa perusahaan/lembaga. Hal itu dikatakan Rektor ITB STIKOM Bali, Dr Dadang Hermawan saat mendampingi Prof Dr I Made Bandem, MA., pendiri ITB STIKOM Bali usai menerima penghargaan dari Kaisar Jepang, Naruhito di Denpasar, Rabu (5/2/2020).

Program pelatihan/magang (soft skills) yang dibentuk sedemikian rupa ditujukan agar pengetahuan dan keterampilan yang dicapai dari pendidikan atau pelatihan tersebut dapat meningkatkan karir dan kualitas kontribusinya pada dunia pendidikan/kerja. Pendidikan atau pelatihan tersebut selayaknya dapat dilakukan di lingkungan tempat kerja maupun melalui lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan formal.

Dengan keluarnya aturan menteri yang baru tentang pengakuan kuliah di luar kampus atau kegiatan mahasiswa di luar kampus, apakah kuliah di perguruan tinggi lain atau magang di perusahaan/lembaga, tidak lepas begitu saja, tapi merupakan bagian dari sebuah proses pembelajaran.

“Kami satu-satunya kampus di Bali yang sudah melakukan program itu dari awal, sebelum keluarnya aturan itu,” sebut Dadang berbangga, sembari berujar kelak dirinya diberi kesempatan bertemu Mas Menteri akan menyampaikan hal itu.

Lantas ia beranggapan melalui program pendidikan di luar kampus maka mahasiswa akan memiliki wawasan bagaimana bekerja dengan baik, memiliki pengalaman kerja dan mendapat penghasilan.

“Saya kira dimana-mana saat ini siswa magang pasti mendapat honorarium, apalagi kalau magang di luar negeri seperti yang dilakukan ITB STIKOM,” imbuhnya.

Seperti diketahui, ITB STIKOM kampus pertama di Bali yang melakukan program kuliah sembari magang bukan hanya di dalam negeri namun hingga ke luar negeri. Jadi dengan model Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) proses magang ini bisa diakui, jadi tidak perlu lagi disampaikan dalam perkuliahan, cuma tinggal diuji melalui laporan kerja selama magang.

“Hasil uji ini bisa dikatakan mahasiswa akan lulus mata kuliah 3 atau 4 SKS, dan ITB STIKOM telah melakukannya,” imbuh Dadang.

Ia beranggapan berjalannya program ini bisa menjadi indikator keberhasilan sebuah perguruan tinggi dalam menciptakan sarjana-sarjana yang mumpuni di bidangnya dan memili kualitas, bukan menghasilkan sarjana yang hanya teori saja dan minim aplikasi.

“Kalau mahasiswanya berhasil, otomatis lembaganya ikut berhasil, pun sebaliknya. Kita mengutamakan agar mahasiswa segera terserap di lapangan pekerjaan dan memiliki masa depan,” tandasnya.

Lantas ia mencontohkan, mahasiswa yang sudah magang sambil kuliah ke Jepang dikatakan Dadang sudah 14 mahasiswa, ke Taiwan 15 mahasiswa, tanggapannya bagus. Selanjutnya ITB STIKOM menjajagi lagi kerjasama dengan beberapa negara seperti Jerman dan Amerika. (473)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.