Tiga Bocah Bersaudara Mendapat Perhatian Ketua DPRD Klungkung

Bocah di Buayang mendapatkan perhatian Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom SH.

SEMARAPURA | patrolipost.com – Nasib malang yang dialami tiga bocah perempuan bersaudara di Banjar Buayang, Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung mendapatkan perhatian dari Ketua DPRD Klungkung AA Gde Anom SH. Nestapa dialami ketiga bocah ini diawali dari sang ayah mengalami ganguan jiwa sejak 7 tahun lalu, sedangkan ibunya menikah lagi. Sehingga keperluan biaya sehari-hari dan bekal sekolah ditanggung oleh sang kakek dari hasil menggarap sawah.

Walaupun  kondisi keluarga serba kekurangan, namun mereka masih tetap semangat dalam menjalani hidup dan mengikuti pendidikan. Si sulung Ni Wayan Sudiarni (13), saat ini tengah mengeyam pendidikan kelas VII, di SMPN 2 Dawan, adiknya Ni Kadek Sudiartini (10), duduk di bangku kelas V SDN 3 Gunaksa, si bungsu Ni Nyoman Suardini yang baru berusia 7 tahun masih kelas I, SD 3 Gunaksa.

Setelah melihat kondisi keluarga mereka di media sosial, Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gde Anom, merasa iba sehingga atas nama lembaga dewan Gung Anom menyempatkan diri melihat secara langsung kondisi mereka, di Banjar Buayang, Desa Gunaksa, Selasa (21/1) lalu. Gung Anom juga turun bersama Ketua KNPI Klungkung, Anak Agung Gde Utama Indra Prayoga.

Saat dikunjungi Ketua DPRD Klungkung, Si Sulung Sudiarni hendak berangkat sekolah, sedangkan Si Bungu Suardini baru pulang sekolah. Sementara Kadek Sudiartini masih mengikuti pelajaran di sekolah. Mereka selama ini dirawat dan dibiayai oleh sang kakek I Nyoman Mundri dan neneknya Ni Nyoman Tarin yang juga menderita kanker kelenjar getah bening.

“Saya hanya bekerja sebagai petani, kalau pas lagi tidak punya uang saya meminjam untuk keperluan cucu saya,” ujar I Nyoman Mundri, dengan raut wajah tegar.

Mundri menceritakan, ayah ketiga bocah tersebut, yakni I Wayan Muliastra, yang kesehariannya sebagai sopir truk pengangkut pasir sudah mengalami ganguan jiwa beberapa hari setelah kelahiran si bungu sekitar 7 tahun silam. Diawali tingkah aneh yang dilakukan oleh Muliastra, di mana sebelum menanam ari-ari di pekarangan rumahnya, justru mengusap darah ari-ari itu ke seluruh tubuhnya. “Dari kepala dilumuri cairan ari-ari hingga kakinya,” ujar Mundri.

Beberapa hari kemudian, kata Mundri, anaknya tersebut mulai melamun hingga mengalami ganguan jiwa. Sehingga harus bolak-balik RSJ Bali di Bangli, bahkan saat ini Muliastra masih perawatan di RSJ karena sempat kumat ganguan jiwanya ketika menjadi tukang suun barang di Pasar Badung, pada Jumat (10/1) lalu. “Sekarang masih dirawat,” ujarnya.

Sementara itu mengetahui Muliastra ganguan jiwa, istrinya Ni Wayan S, malah menikah lagi dengan pria lain dari satu banjar (Banjar Buayang). Meskipun demikian belakangan ini Wayan S sering datang untuk melihat anak-anaknya. “Kadang datang ke sini,” imbuh Mundri.

Sebenarnya kondisi mereka sudah mendapat atensi baik dari tingkat dusun hingga Pemkab, bahkan sebelumnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta sudah turun ke rumah mereka untuk memberikan bantuan sekaligus memberikan motivasi.

Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gde Anom mengatakan, keluarga ini sebenarnya sudah mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan anggota DPRD Klungkung dari Desa Gunaksa sebelumnya juga sudah turun untuk memberikan bantuan.

“Kami selaku Ketua DPRD maupun bupati sudah ke sini, jangan semata-mata melihat laporan di medsos seolah-olah kelihatan tidak peduli,” ujarnya.

Tak hanya itu, Gung Anom pun akan memberikan BOP (Bantuan Operasional Pimpinan) sebesar Rp 1 juta setiap bulan untuk mereka. “Kami datang atas nama lembaga DPRD Klungkung, kami juga mencukup Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Klungkung, untuk membantu dalam mencukupi kekurangan mereka,” katanya. (855)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.