Puluhan Desa Adat Belum Tersentuh Layanan Wifi Gratis

Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Bangli, I Wayan Dirgayusa.

BANGLI | patrolipost.com – Dari kuota 218 titik  layanan fasilitas Wifi atau layanan internet gratis  bagi desa desa adat/ pakraman  di Bangli, yang baru tersentuh layanan dari program yang dicanangkan oleh Pemprov Bali lewat program menuju Bali Smart Island sebanyak 151 titik.Dengan demikian masih ada 67 titik lagi yang belum dipasang Wifi gratis.

“Banyak faktor penyebab masih banyaknya desa adat yang belum menikmati layanan Wifi gratis tersebut, salah satunya yakni masalah topografi wilayah,” ujar Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian  Bangli, I Wayan Dirgayusa, Senin (20/1/2020).

Bacaan Lainnya

Kata  Wayan Dirgayusa, pemasangan fasilitas  Wifi atau layanan internet gratis  bagi desa adat adalah program dari Gubernur Bali. Untuk Bangli sendiri mendapat kuota sebanyak 218 titik. Selain menyasar desa adat layanan internet gratis ini menyasar Puskesmas dan destinasi pariwisata.

“Untuk perangkat Wifi gratis dipasang di wantilan atau balai banjar, sehingga  seluruh warga dapat mengakses  layanan tersebut,” ujar  mantan Camat Kintamani ini.

Bebernya, tujuan diluncurkanya program Bali Smart Island adalah untuk meningkatkan perekonomian, pariwisata, budaya, kesehatan dan pengetahuan sesuai dengan potensi lokal dan wawasan global yang dimiliki.

Lanjut Wayan Dirgayusa, dari kuota sebanyak 218 titik  dan yang sudah terpasang  baru 151 titik  atau masih tersisa 67 titik lagi. Menurutnya sejumlah kendali dialami dalam proses pemasangan sehingga  masih banyak desa adat yang belum bisa mengakses layanan internet gratis tersebut. Salah satunya yakni terkait kondisi medan sehingga tidak ada titik pemasangan.

“Untuk program Wifi gratis Pemprov menggandeng pihak Telkom, sementara khusus untuk wilayah  Banjar Bunut dan Bajar  Madya   Desa Truyan, Kintamani kemungkinan akan menggandeng  provider lain yang dapat menyentuh Banjar Bunut dan Madya,” ungkap Kadis asal Desa Demulih, Kecamatan Susut ini.

Sementara untuk kuota yang masih tersisa, kata Wayan Dirgayusa akan dipasang tahun ini. “Sejatinya harus sudah tuntas pada 2019, namun karena kondisi di lapangan, maka pemasang dituntaskan tahun ini,” jelasnya semberi menyebutkan untuk biaya bulanannya ditanggung oleh provinsi. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.