BNPB: Korban Banjir Jabodetabek 67 Meninggal

Penyelamatan warga korban banjir oleh Tim Basarnas.

JAKARTA | patrolipost.com – Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) meninggal terdampak banjir hingga Senin (6/1) mencapai 67 orang. Jumlah ini bertambah tujuh orang dibandingkan sehari sebelumnya.

Kapusdatin dan Humas BNPB Agus Wibowo menyebut penambahan tujuh korban tewas akibat banjir berasal dari Kota Tangerang (5), Kabupaten Bogor (1), dan Kabupaten Lebak (1).

Bacaan Lainnya

Korban tewas itu adalah Aceng Ismail (52), Nining (75), Rosdiana (60), Fatir (14), John Andreas (14) dari Kota Tangerang. Lalu Emah (65) dari Kabupaten Bogor dan Rizki (7) dari Kabupaten Lebak

“Korban yang sebelumnya dinyatakan hilang telah diketemukan oleh Tim SAR Gabungan dan dinyatakan meninggal di Kabupaten Lebak,” kata Agus dalam keterangan persnya.

Hujan dengan intensitas tinggi yang turun pada 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 menyebabkan sebagian wilayah Jabodetabek mengalami banjir. Genangan air bervariasi dari 20 cm hingga 3 meter.

Di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hujan lebat itu memicu banjir bandang akibat debit air Sungai Ciherang meluap. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB memberikan informasi terkait titik-titik genangan air yang masih ada di beberapa kawasan Jabodetabek.

Tercatat, genangan air di Kabupaten Bekasi dengan tinggi air 20-30 cm, Kota Bekasi dengan tinggi air 20-60 cm, Kabupaten Bogor dengan tinggi air 20-30 cm dan Jakarta Barat dengan tinggi air 20-150 cm.

Jumlah pengungsi terdampak banjir semakin bertambah menjadi 36.419 jiwa.

Titik pengungsian tersebar di sejumlah kota seperti Kabupaten Bekasi 3 titik, Kota Bekasi 75 titik, Kabupaten Bogor 27 titik, Kota Tangerang Selatan 1 titik, Jakarta Timur 1 titik, Jakarta Barat 5 titik, Jakarta Selatan 1 titik, Jakarta Utara 1 titik, Kabupaten Lebak 8 titik dan Kota Depok 6 titik.

Sementara itu Kepala BNPB Doni Monardo mengimbau kepada jajaran petugas serta masyarakat untuk selalu mawas diri dan selalu siaga. Sebab, dalam dua pekan ke depan cuaca ekstrem masih akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

“Pemerintah Daerah dan BPBD harus aktif dalam menginformasikan peringatan dini cuaca terkini dari BMKG kepada masyarakat untuk meningkatkan kewasapdaan dan kesiapsiagaan, ” katanya. (807)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.