Hanyut di Saluran Irigasi, Warga Tambahan Bakas Tewas

Jenazah Desak Muliasih dibawa menuju Setra adat setempat.

BANGLI | patrolipost.com – Salah seorang warga Banjar Tambahan Bakas, Desa Jehem, Kecamatan Tembuku, Desak Putu Muliasih (50) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di belakang rumah (teba) milik Nyoman Dama, Sabtu (14/12) sekitar pukul 14.45 Wita.

Desak Muliasih yang keseharianya bekerja membersihkan tempat pakan ternak ayam tewas setelah hanyut di saluran irigasi di wilayah Banjar Tambahan Bakas. Setelah ditemukan tak bernyawa sekitar 500 meter dari lokasi hanyut , jenasah Desak Muliasih langsung dikuburkan di setra setempat.

Dari informasi yang berhasil dihimpun kronologis kejadian berawal , sekitar pukul 14.00 Wita Desak Muliasih bersama rekanya Desak Ayu Darmamiati, (39), mencuci peralatan untuk  pakan ayam. Keduanya membersihkan peralatan tersebut di saluran irigasi tidak jauh dari lokasi kadang ayam.

Sementara kondisi cuaca memang mendung, ketika asyik bekerja tiba- tiba  air yang datang dari arah Utara mulai membesar. Tiba-tiba korban Desak Muliasih terpleset hingga hanyut di saluran irigasi.

Melihat rekanya hanyut, Desak Ayu Darmamiati langsung meminta pertolongan warga setempat. Tidak berselang lama, warga langsung melakukan pencarian. Sekitar 500 meter dari titik hanyut, Desak Muliasih ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Oleh warga ibu satu anak ini  diboyong Puskemas terdekat.

Kemudian dari pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan desa Ni Wayan Arsini bahwa ditemukan luka robek pada kepala bagian belakang korban yang lebarnya 3 centimeter. Selain itu ditemukan pula bekas benturan di atas pergelangan kaki. Luka robek di bagian kepala diperkirakan karena benturan dengan batu.

Menurut warga setempat, I Nyoman Subagia bahwa korban Desak Muliasih ini memang keseharian menjadi buruh membersihkan peralatan pakan ternak ayam milik Dewa Made Ariana. Pria yang juga Bhabinkamtibas Jehem ini mengatakan, saat kejadian korban bersama rekannya Desak Ayu Darmamiati.

Pada saat membersihkan peralatan tersebut posisinya korban berada di atas (hulu irigasi), sedangkan rekannya berada di bawah. Lantas dari arah Utara terlihat air mulai membesar. Melihat air membesar Desak Ayu Darmamiati pun hendak naik, namun tiba-tiba korban sudah terpleset dan hanyut.

“Korban posisinya di atas, karena melihat air besar menjadi panik. Akhirnya terpeleset hingga jatuh ke saluran irigasi sedalam 1 meter,” jelasnya.

Lanjutnya, setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis Puskesmas Pembantu, jenazah langsung dikuburkan. “Berdasarkan adat di sini, jika ada yang meninggal salah pati maka langsung dibawa ke setra. Kami pun memiliki satra khusus untuk warga yang meninggal ulah pati, namanya sema plekisa,” kata I Nyoman Subagia. (750)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.