Waduh! Sedang Istirahat di Kelas, Tiga Siswa SMAN 1 Bangli Kesurupan

BANGLI | patrolipost.com – Suasana tenang di SMAN 1 Bangli sontak berubah gaduh ketika tiga siswa kelas  XII jurusan IPB  tiba-tiba kesurupan usai mengikuti mata pelajaran jam pertama, Selasa (3/9) sekira pukul 09.00 Wita. Ketiga siswa yang kesurupan yakni Putu Dita Putri Sagia (17) asal Dusun Penatahan Desa /kecamatan susut Putu Angelita Amelia Putri (17) asal Banjar/Kelurahan Kawan Bangli dan Ni Komang Purnayanti (17) asal Desa Bunutin Kecamatan Bangli.

Setelah kesadaran mereka pulih, ketiga siswa itu diantar pulang oleh pihak sekolah, dan adapula yang dijemput orangtuanya. Menurut salah satu siswa, Ni Nengah Dwi Widiastuti, sebelum terjadi peristiwa kesurupan, seluruh siswa kelas X II IPB mengikuti pelajaran Biologi. Setelah proses belajar selesai, siswa istirahat sejenak sambil menunggu guru bidang study selanjutnya mengajar.

Dalam jeda istirahat tersebut kebanyakan siswa masih di dalam ruang kelas, termasuk Putu Dita Putri Sagia. Sementara Putu Angelita Amelia Putri dan Ni Komang Purnamaynti permisi keluar ruang kelas untuk ke toilet. “Tiba- tiba saja Putu Dita yang masih duduk di bangku menangis histeris dan kemudian menari di ruang kelas,” ungkap Dwi Widiastuti.

Tentu prilaku aneh dari Putri Sagia membuat ruang kelas menjadi gaduh. Kegaduhan semakin bertambah karena kondisi yang sama juga dialami Putu Angelita Amelia Putri, dimana Putu Amelia Putri yang tadinya pemisi keluar dari ruang kelas tiba-tiba menari-nari di lapangan sekolah seperti orang kesurupan.

Begitupula dengan Ni Komang Purnamayanti tiba- tiba  pingsan di halaman sekolah. “Ketiga kemudian dibawa  ke ruang UKS oleh teman-teman dan guru,” ujarnya.

Menurut salah seorang guru I Made Sukadana, saat di ruang UKS para siswa yang kesurupan dapat disadarkan. Kemudian salah satu siswa pergi ke Padmasana untuk sembahyang. “Untuk menyadarkan siswa ini, kami berdoa memohon kepada Yang Di atas. Syukur kondisi siswa sudah sadar. Satu diantara langsung sembahyang ke Padmasana. Tapi saat di Padmasana yang bersangkutan kembali berteriak,” bebernya.
“Saat keserupan itu, dia sempat menyebutkan tidak ada permen. Sembahyang sudah rutin, tapi katanya tidak ada permen,” sambungnya.
Di sisi lain, Made Sukadana selalu mengingatkan para siswa agar tidak melamum, jika pikiran kosong otomatis dapat dimasuki hal-hal lain. Sementara itu, peristiwa kesurupan beberapa kali sempat menimpa para siswa, bahkan untuk penanganan pihak sekolah meminta petunjuk dari Sulinggih.
“Beliau sempat mengecek lingkungan sekolah, kemudian disarankan untuk membuat palinggih berupa batu. Setelah itu tidak ada lagi siswa yang kesurupan,” imbuhnya. (sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.