Cruise Genting Dream Batal ke Buleleng, Isyarat Pudarnya Pamor Wisata Bali

SINGARAJA | patrolipost.com – Indikasi menurunnya daya tarik dan pamor pariwisata Bali sudah mulai terlihat beberapa bulan belakangan. Terbaru, Cruise Genting Dream membatalkan kunjungan ke Buleleng pada bulan Desember depan dan dialihkan ke Vietnam sebagai destinasi alternatif.

Fakta itu sejalan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang menyebut kedatangan turis mancanegara ke Bali pada semester I-2019 hanya sebanyak 2,84 juta orang. Jumlah ini menurun 1,29% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, semester I-2018.

Salah seorang pelaku pariwisata yang telah lama malang melintang di dunia pariwisata Buleleng, Ida Bagus Puja Erawan, membenarkan penurunan terjadi hingga 30 persen. Itu telah terjadi sejak tahun 2018 silam. Menurutnya, penyebab turunnya kunjungan wisatawan ke Bali selain soal bencana alam maupun situasi politik, isu sampah sangat besar andilnya dalam menggerus nama Bali di kancah internasional.

“Beredarnya video-video sampah menyerang Bali dan diputar di mana-mana. Itu yang diuntungkan yakni negara tetangga seperti Thailand,” ungkap Puja Erawan, Minggu (1/9).

Pemilik Hotel Matahari, Desa Pemuteran, Gerokgak ini berharap pemerintah segera memberikan solusi atas kondisi itu sehingga isu-isu negatif terutama soal sampah bisa segera diatasi. “Saya berharap mudah-mudahan ke depan, isu sampah yang menyerang Bali segera bisa teratasi melalui kebijakan pemerintah,” harapnya.

Hal yang sama disampaikan Made Riasta, Operasinal Menejer Hotel Selini, Desa Pemuteran. Menurutnya, ia melihat gejala tidak biasa pada kondisi tersebut. Padahal, mayoritas wisatawan yang datang ke Pemuteran adalah wistawan asal Eropa. Untuk mencari kepastian menurunnya kunjungan wisatawan itu, Made mengaku melakukan kontak dengan beberapa agent perjalanan di Eropa. Hasilnya cukup mencengangkan, wisatawan Eropa yang bisa berkunjung ke Bali mengalihkan tujuannya ke negara Vietnam.

“Saya dapat info dari agent perjalanan memang mereka para wisatawan lebih memilih Thailand atau Vitenam untuk berlibur,” ujarnya.

Made Riasta mengaku merasakan penurunan tingkat hunian hotel sejak 2018 lalu dan semakin terasa hingga tahun 2019 ini. Padahal ini bulan-bulan semestinya tingkat kunjungan tamu meningkat (high session), namun turun sampai 30 persen lebih dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan wisatawan tidak lagi memilih Indonesia dan Bali sebagai daerah tujuan utama berlibur. Di antaranya, bencana alam yang bertubi-tubi mengguncang tanah air. Bahkan, situasi politik belakangan ikut andil menjadi faktor termasuk isu lingkungan.

“Informasi bencana alam dan situasi politik tanah air serta isu lingkungan menjadi penyebabnya. Itu disampaikan oleh agen kita di Eropa,” ungkap Riasta.

Kabar mengejutkan juga datang dari kapal Cruise Genting Dream asal Singapura. Kapal pesiar dengan kapasitas penumpang ribuan ini dikabarkan membatalkan jadwal ke Celukan Bawang, Desember 2019 mendatang. Padahal kapal ini rutin menyambangi Bali utara dalam tour wisatanya ke Indonesia. Kabarnya, Genting Dream akan mengalihkan tujuannya ke Vitenam setelah tidak lagi ke Bali.
GM Pelindo III Celukan Bawang Rio Dwi Santoso membenarkan dibatalkannya Genting Dream ke Bali utara medio Desember mendatang. Bahkan, kata Rio, setelah batal ke Celukan Bawang akan dialihkan ke Vietnam.

“Saya sempat mengkonfirmasi ke operator kapal dan dibenarkan akan dialihkan ke Vietnam. Saya heran kok ke Vietnam, padahal negara itu selama ini tak dihitung untuk urusan destinasi wisata dunia,” ungkap Rio.

Menurut Rio, pembatalan itu hendaknya menjadi warning untuk memperbaiki layanan pariwisata yang dimiliki daerah. “Alasannya selain fakor bencana alam, kondisi geopolitik dan yang terpenting tidak ada destinasi alternatif yang ditawarkan sehingga mereka mengalihkan tujuan. Mudah-mudahan ini sifatnya sementara,” tandas Rio. (war)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.