Kadis Pertanian: Denpasar Dipastikan Bebas Demam Babi Afrika (ASF)

Dinas Pertanian Kota Denpasar saat memantau sejumlah peternak babi yang ada di Kota Denpasar, Rabu (11/12).

DENPASAR | patrolipost.com – Dinas Pertanian Kota Denpasar langsung turun memantau sejumlah kandang babi yang ada di Kota Denpasar, Rabu (11/12). Pemantauan dilakukan untuk menyikapi adanya isu yang menyebutkan bahwa ada sejumlah babi yang mati mendadak di Denpasar diduga karena penyakit ASF (Demam Babi Afrika).

Pemantauan yang dipimpin langsung Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra ini menyasar sejumlah warga yang memiliki kandang babi di wilayah Tanjung Bungkak, Pesanggaran, Suwung Kangin, Kelompok Peternak Sebasari, Kelompok Peternak Kresek, Kelurahan Pedungan, Kelurahan Sesetan dan Desa Sidakarya, yang diisukan terdapat babi yang mati secara mendadak. Namun dari hasil pemantauan tersebut ternyata tidak ditemukan satu pun babi yang mati secara mendadak.

Bacaan Lainnya

“Kita terima isu kalau ada babi mati secara mendadak. Kita langsung turun mengecek kebenarannya. Kita langsung datangi pemilik babi yang diisukan babinya mati mendadak. Tapi ternyata tidak ditemukan ada babi mati per hari ini,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya mengakui bahwa dalam beberapa bulan terakhir ada sejumlah babi yang mati, namun kematian tersebut tidak secara mendadak. Melainkan mati karena sakit. “Memang ada laporan yang kami terima ada beberapa babi yang mati. Tetapi kejadiannya sudah lama, ada yang sebulan lalu ada juga yang sebulan lebih. Data pasti kematian babi kami tidak punya, tetapi kalau dikumpulkan kira-kira ada 50 ekor selama beberapa bulan ini. Tetapi kami pastikan matinya karena sakit, tidak secara mendadak. Apalagi karena ASF. Kalau ada informasi bahwa itu mati karena ASF, kami pastikan itu hoaks,” ujarnya.

Terkait adanya isu bahwa matinya sejumlah ternak babi tersebut akibat dari adanya virus ASF (Demam Babi Afrika) pihaknya memastikan informasi tersebut tidak benar.

“Kami tegaskan sampai saat ini belum ada kasus ASF di Denpasar. Terkait adanya hewan ternak babi yang mati, tadi kami bekerjasama dengan Balai Besar Veteriner sudah melakukan pengambilan sampel kepada babi yang sakit dimana sebelumnya di kandang tersebut juga ada babi yang mati. Hasilnya belum keluar, tetapi kalau dilihat dari hasil patologi anatomi yang dilakukan, hanya ada paru-paru yang lebam, mengarah pada penyakit Septicaemia Epizootika (SE).   Belum mengarah ke ciri-ciri ASF,” ujarnya.

Mengingat dari hasil investigasi bahwa tidak ada babi mati secara mendadak apalagi karena penyakit ASF, pihaknya mengharapkan agar masyarakat tidak kawatir. “Bagi masyarakat yang mengkonsumsi daging babi silahkan tidak masalah, yang penting masak yang benar. Tidak perlu kawatir,” ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau agar kepada peternak babi yang mengalami masalah terkait hewan ternaknya, agar segera melapor kepada Dinas Pertanian Kota Denpasar untuk segera mendapatkan penanganan.

“Misalnya kalau ada yang sakit, ataupun gejala lainnya,segeralah melapor ke Dinas Pertanian, kami akan langsung memantau kondisi hewan ternak babi tersebut,” ujarnya.

Sementara, Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kota Denpasar  drh I Made Ngurah Sugiri, mengatakan sesaat setelah menerima informasi adanya hewan ternak babi yang mati di Denpasar, pihaknya bersama tim langsung menyebar untuk mengecek kebenaran informasi tersebut dan mengecek lokasi-lokasi peternakan yang ada di Denpasar.

“Dari tim yang sudah turun memang ada kematian ternak babi, tetapi kematian tersebut sudah terjadi sebulan lalu. Kalau hari ini tidak ada,” ujarnya.

Terkait diagnosa daripada penyakit yang menyebabkan matinya babi tersebut, pihaknya tidak bisa memastikan hanya secara klinis saja, harus diteguhkan diagnosa penyakit itu mengarah kemana secara laboratorium. “Nah sekarang pihak Balai Besar Veteriner sudah mengambil sampel, untuk uji pemeriksaan daripada penyebab penyakit daripada kematian babi tersebut.  Tadi dari hasil pemeriksaan organ yang diperiksa, hanya terjadi perubahan di paru-paru. Indikasinya berarti SE, kita berharap tidak ada ASF. Indonesia sampai saat ini masih bebas ASF,” tandasnya.

Sementara Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Provinsi Bali, I Wayan Mardiana menegaskan bahwa ternak babi milik Made Lolo di Pesanggaran, Denpasar yang mati terjadi pada 3 minggu lalu. “Saya ingin meluruskan bahwa kejadian itu sudah 3 minggu yang lalu,” tegasnya.

Pihaknya mengaku telah menghubungi Made Lolo untuk mengecek keadaan hewan peliharaannya tersebut. “Saya tadi Rabu (11/12) menghubungi pak Made Lolo katanya kandangnya sudah kosong, tidak ada babi,” terang Mardiana.

Pihaknya pun mendapat informasi, di sebelah kandang Made Lolo terdapat satu ekor babi yang sakit. “Tadi babi itu sudah diambil sampel organnya. Kemudian akan dilakukan pemeriksaan di lab untuk memastikan penyebab sakitnya babi itu. Apakah karena virus ASF atau tidak,” katanya.

Hasil pemeriksaan organ babi itu diperkirakan akan keluar pada minggu ini. Mengingat hari ini adalah Hari Pagerwesi. “Besok baru bisa dilakukan tes lab karena hari ini hari raya, Nanti akan kami informasikan hasilnya,” tandasnya. (901)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.