Pelaut Indonesia Subyek Vital, Bukan Obyek Pelengkap Industri Pelayaran

Jajaran pengurus KPI foto bersama usai peresmian Bali Seamen’s Club di kawasan Pelabuhan Benoa

 

Bacaan Lainnya

 

DENPASAR | patrolipost.com – Jumlah pelaut di Bali ada sekitar 22 ribu yang bekerja di luar negeri, baik di kapal pesiar, niaga dan perikanan. Namun kalau jumlah pelautmya yang ada di Benoa sendiri mencapai 50 ribu sampai 60 ribuan. Jadi bisa dikatakan Pelabuhan Benoa ini menyimpan berbagai potensi, bahkan serapan tenaga kerjanya luar biasa. Sedangkan jumlah total pelaut Indonesia sekitar 850 ribu lebih, nomor dua terbesar di dunia setelah Philipina. Tapi ketika berbicara yang bekerja di luar negeri, Indonesia menduduki posisi nomor empat, setelah Philipina, India, China baru Indonesia. Ada sekitar 400 ribu pelaut yang bekerja di luar negeri baik itu di kapal pesiar, ikan ataupun niaga.

“Kalau meihat jumlah yang ada bisa dikatakan, pelaut Indonesia adalah subyek vital dan bukan obyek pelengkap industri pelayaran,” sebut Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) Bali, Dewa Putu Susila disela peresmian gedung baru para pelaut “Bali Seamen’s Club” di kawasan Pelabuhan Benoa, Selasa (10/12/2019).

Ia berharap dengan pengembangan pelabuhan Benoa saat ini, berharap kedepannya para pelaut bisa memberikan kontribusi lebih terhadap dunia kepariwisataan Bali, minimal mereka ikut mempromosikan Bali.

Dengan keberadaan kantor KPI di Benoa, pihaknya ingin turut serta mensukseskan program pemerintah dalam pengadaan “Big Data” atau database yang dianggap masih rancu, terjadi tumpang tindih data antara satu instansi dengan instansi lainnya.

“Kita harus sinkronisasi data, karena bicara pelaut, masing-masing instansi bisa mengklaim, banyak kepentingannya, kita harus akui itu,” katanya.

Hadir di peresmian Bali Seamen’s Club – Port of Benoa antara lain, Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan Benoa, Agus Maun, Dinas Tenaga Kerja dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali, Presiden Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) bersama Sekjen DPP KPI Jakarta, Mathias Tambing dan I Dewa Nyoman Budiasa, The Honorable Representative of ITF Trust, Mr. Luca Tommasi, pihak Pelindo III, pihak Imigrasi, Polisi Air, Bea Cukai, KP3, Karantina, Distrik Navigasi Pelabuhan, pimpinan CIMA, INSA, ATLI, NSU, SPSI, para agen pengawakan, para diklat maritim, LPK-LPK Kapal Pesiar, serta Ketua Unit KPI Benoa Nyoman Nirka.

“Kita berharap hadirnya Bali Seamen’s Club dengan berbagai fasilitasnya tersebut para pelaut akan merasa nyaman saat memakai Bali Seamen’s Club ini. Kami sediakan juga meeting point, dan fasilitas untuk mentransfer uang,” beber Susila.

Bali Seamen’s Club Port of Benoa, merupakan fasilitas pertama bagi pelaut yang dibangun di pelabuhan di Indonesia. Karena itu, Bali Seamen’s Club Port of Benoa dijadikan pilot project bagi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Presiden KPI Prof. DR. Mathias Tambing, S.H., mengatakan setelah di Pelabuhan Benoa, fasilitas sejenis bagi pelaut ini akan dibangun dan dikembangkan di 3 pelabuhan kelas 1 yaitu di Makassar, Surabaya, dan Medan.

“Itu tahap pertama. Secara bertahap kita juga akan kembangkan di pelabuhan kelas dua. Jadi kalau kita akan bangun seamen’s club seperti ini di pelabuhan lain referensinya kita ambil dari sini (Pelabuhan Benoa, red),” ungkap Prof. Mathias, usai menyerahkan SK pengukuhan Pengurus SP KPI Unit Benoa dengan dasar SK 001/SK-KPI/Bali/X/2019 tertanggal 14 Oktober 2019 kepada Nyoman Nerka salah satu tokoh kelautan Bali. (473)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.