Batik Analyzer, untuk Tentukan Asli Tidaknya Batik

DENPASAR | patrolipost.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI memamerkan aplikasi Batik Analyzer di Lapangan Renon, Denpasar, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 tahun 2019. Aplikasi itu  hasil penelitian terkini Litbang Kemenperin terkait revolusi industri 4.0.
Ditemui di Stan Kemenperin, Selasa (27/08/2019), Kepala BPPI Kemenperin, Ngakan Timur Antara, menyampaikan bahwa dalam menghadapi transformasi industri 4.0, Indonesia memiliki 24 balai besar dan baristand yang tersebar di 17 provinsi untuk melakukan berbagai macam riset dan penelitian. Aplikasi Batik Analyzer ini untuk melihat asli tidaknya sebuah batik.
“Aplikasi ini bekerja berdasarkan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu mengolah data yang dinput,” beber pria asal Gianyar ini. Adanya aplikasi ini diharapkan menjadi solusi perlindungan industri batik nasional. Pengguna hanya perlu untuk menginput pola atau gambar lewat kamera laptop, kemudian biarkan AI yang bekerja.
Setelah itu, bisa diketahui apakah batik itu asli atau tidak. Tingkat akurasinya, kata dia, mencapai 85 persen. “Ke depan akan ditingkatkan akurasinya. Ini diciptakan Balai Besar Industri Batik bekerja sama dengan industri yang mengembangkan AI. Kalau sudah keluar patennya baru bisa diproduksi secara massal,” katanya.
Dari sisi sumber daya manusia, BPPI Kemenperin terus melakukan pendampingan terhadap industri untuk melatih tenaga ahli. “Kami melatih SDM dan melakukan pendampingan terhadap industri yang kami dorong bisa bertransformasi,” ucapnya. Dijelaskan, ada lima sektor yang didorong yaitu makanan, minuman, otomotif, tekstil, elektronik dan kimia.
“Kelima sektor ini dipilih karena produk ekspor kita 60 persen dari sana, SDM kita terserap 65 persen dan GDP kita dari sana asalnya 65 persen,” sebutnya. Berkembangnya kelima sektor ini akan membawa kemajuan bagi bangsa dari sisi produktivitas dengan mendorong ekspor. “Ke depan, inovasi sebagai tujuan utama dari penelitian ini,” ujarnya. (yue)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.