Duh Gusti, Dua Pekerja Proyek Villa Tewas Tertimbun Longsor

BANGLI | patrolipost.com – Dua pekerja bangunan sebuah proyek villa di Banjar Pulu, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Bangli, ditemukan tewas tertimbun longsor di areal proyek, Jumat (23/8) sekitar pukul 07.30 Wita.
Identitas pekerja yakni Fendi Akhmad (23) Randung Mangu Rt/Rw 002/003 Desa Randusari, Kecamatan Gading rejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa timur dan Gatot Wahyudi (45) Randung Mangu Rt/Rw 003/003 Desa Randusari, Kecamatan Gading Rejo, Pasuruan, Jawa timur.
Kini jenazah kedua pekerja proyek villa tersebut dititip sementara di RSU Bangli, sembari menunggu dijemput pihak keluarga.

Proyek villa yang berada di areal perbukitan tersebut milik I Ketut Mula (44) warga Banjar Pulu, Desa Songan B. Proyek villa tersebut ada tiga tingkatan, yang paling bawah masih menjadi areal parkir dan penempatan material, tingkatan kedua sudah ada beberapa bangun seperti dapur, rangka kayu berbentuk jineng. Kemudian tingkatan paling atas, masih berupa lahan kosong yang nantinya juga akan dibungun.

Namun demikian, lahan paling atas sudah ditembok, tetapi dinding di bawah tembok justru belum disender. Dan dinding tanah tersebut yang ambrol dan menimpa bangunan dapur di bawahnya, yang juga jadikan tempat tidur oleh dua pekerja. Tanah yang longsor tingginya sekitar 6 meter dan lebar sekitar 4 meter.

Kedua pekerja proyek yang tertimbun longsor tersebut pertama kali diketahui oleh I Nyoman Murah (39) yang juga pekerja proyek. Saat di lokasi, Nyoman Murah, asal Banjar Bantas, Desa Songan A, mengungkapkan, dirinya datang ke lokasi proyek villa sekitar pukul 07.30 Wita. Sesampainya di lokasi, didapatinya tebing longsor dan menghancurkan tembok bangunan serta menimpa dua pekerja.

“Saya langsung turun meminta pertolongan warga, karena saya lihat ada pekerja yang tertimbun,” ungkapnya.

Menurut Nyoman Murah, hanya dua pekerja, Fandi dan Gatot yang tidur di lokasi proyek. Sedangkan pekerja lainnya kebanyakan warga lokal, jadi usai bekerja langsung pulang ke rumah masing-masing. Kata Nyoman Murah, keduanya baru bekerja dua hari terakhir, usai libur Hari Raya Idul Adha.

“Sebelumnya sudah sempat kerja, karena hari raya mereka pulang, baru mulai kerja sekitar dua hari ini,” jelasnya.

Atas kejadian tersebut, warga pun melapor ke pihak berwajib. Sejumlah petugas dari Polsek Kintamani, Inafis Polres Bangli, langsung mendatangi lokasi kejadian. Petugas langsung memasang police line di areal proyek villa yang diketahui sudah digarap dua bulan terakhir. Tubuh kedua pekerja tersebut tertimbun tembok bangun dapur. Sebelum tubuh kedua korban ditemukan, petugas lebih dulu memindahkan material yang longsor.

Sementara itu, saat ditemukan tubuh korban dalam posisi miring dengan kepala menghadap ke timur. Gatot Wahyudi posisi paling dekat dengan tembok dan di sebelahnya Fandi Akhmad.
Kepala Puskesmas Kintamani V, dr I Wayan Subawa mengungkapkan dari hasil pemeriksaan luar, kuat dugaan korban meninggal pada Kamis (22/8) sekitar pukul 23.00 Wita. Pasalnya, kondisi kedua jenazah sudah mengeluarkan bau, kemudian kondisinya sudah kaku.

“Dari pemeriksaan tidak ditemukan luka terbuka, hanya ada lebam-lebam. Untuk korban Gatot Wahyudi kondisi lidah menjulur dan tergigit dan dari kemaluan keluar cairan, ini dimungkinan karena ada tekanan yang kuat,” jelasnya.

Kapolsek Kintamani Kompol I Made Raka Sugita menyampaikan kedua pekerja tertimpun longsor pada saat sedang tidur. Terkait kejadian ini, pihaknya sudah meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk pihak yang mengambil pekerjaan (kantraktor). Disinggung terkait adanya kelalaian dalam proyek tersebut, pihaknya belum bisa memastikan.

“Masih kami dalami, yang jelas ini tanah longsor, dan korban dalam keadaan tidur bukan dalam keadaan bekerja,” jelasnya.

Sedangkan, pemilik proyek villa tersebut, I Ketut Mula mengungkapkan proyek villa miliknya sudah digarap sejak 3 bulan lalu. Diakui pengerjaan proyek villa diambil borongan oleh pihak ketiga. Kata Ketut Mula, dua pekerja yang tertimbun longsor baru bekerja dua hari setelah libur hari raya. Sebelum kejadian naas tersebut, Ketut Mula sudah meminta kedua pekerja untuk tidur di rumahnya. Namun korban menolak, dengan alasan lebih nyaman istirahat di lokasi proyek.

“Saya sudah ajak untuk tidur di rumah saya, tapi ditolak karena mengaku lebih nyaman di proyek,” ungkapnya.

Ditanya terkait upacara di lokasi kejadian, Ketut Mula mengaku akan melaksanakan upacara pembersihan, pecaruan. Namun untuk waktu pelaksanaan menunggu hari baik. Pasca kedua pekerja tewas, pemilik proyek langsung melakukan upacara pengulapan di lokasi kejadian.
“Pengulapan dilakukan biar arwah pekerja yang meninggal tidak di lokasi ikut dengan jasadnya,” sambung kerabat Ketut Mula. (sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.