Bayi Idap Kelenjar Getah Bening Menunggu Uluran Tangan Dermawan

SINGARAJA | patrolipost.com – Bayi bernama Gede Fendi Pratama Wijaya Putra, asal Banjar Dinas Purwa, Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, benar-benar malang. Sejak dalam kandungan ia sudah didiagnosis mengidap penyakit bengkak pada pipi kiri yang oleh petugas medis disebut kelainan kelenjar getah bening.

Terpaksa hari-hari Wijaya Putra dilalui tanpa kepastian karena ketidakmampuan orangtuanya membiayai pengobatan. Sejak keluar dari RSUP Sanglah, Denpasar dua pekan lalu, setelah lahir melalui operasi cesar, bayi malang ini belum tersentuh perawatan medis. Orangtuanya tak mampu membawanya berobat, selain tergolong kurang mampu, mereka juga tidak memiliki jaminan kesehatan dalam bentuk apapun.
Ironisnya, mereka belum memiliki Kartu Keluarga (KK) yang menjadi syarat dasar untuk mengurus administrasi kependudukan.
Adalah pasangan muda Komang Yobi Suarjaya (21) dan Tati Umiyati (21), dua pekan lalu melahirkan putra pertamanya di RSUP Sanglah. Pilihan melahirkan di rumah sakit itu setelah dalam masa kehamilan ditemukan kelainan pada struktur pipi bayi. Ada benjolan pada pipi kiri dan itu terlihat saat dilakukan ultrasonografi (USG) pada usia kehamilan 5 bulan. Oleh bidan yang merawat kehamilan Tati, diberi catatan dalam buku kontrol kehamilan terkait kondisi bayi tersebut.

Tiba waktunya melahirkan, Tati bersama Komang Yobi sempat mendatangi sejumlah klinik bersalin maupun Rumah Sakit Pratama Tangguwisia, Kecamatan Seririt, dengan maksud untuk persalinan. Namun semua layanan untuk ibu hamil yang didatangi menolak  membantu persalinan, padahal usia kehamilan Tati sudah mencapai 9 bulan lebih.

“Ada catatan dalam buku kontrol kehamilan anak saya yang menerangkan kondisi bayi dalam kandungan, sehingga semua yang didatangi menolak untuk menangani kelahiran istri saya,” tutur Komang Yobi, Selasa (13/8).

Menurut petugas medis, bayinya mengalami kelainan sejak dalam kandungan akibat terinfeksi bakteri tertentu sehingga berimbas pada perkembangan bayi.

Karena sudah berada pada titik kritis, akhirnya Komang Yobi membawa istrinya ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk dilakukan tindakan medis. Benar saja, usai dilakukan operasi cesar, memang terlihat ada benjolan cukup besar pada pipi kiri bayinya.

“Oleh dokter yang menangani, saya diminta pulang dulu untuk mempersiapkan tindakan medis lebih lanjut bagi bayi karena memerlukan biaya cukup besar,” ujarnya.
Bahkan, disarankan untuk mencari jaminan kesehatan berupa BPJS atau KIS mengingat biaya pengobatan anaknya diperkirakan sangat besar. Sayang, setelah hampir dua pekan kembali ke rumah, Komang Yobi belum menemukan solusi terkait kondisi keluarganya. Ia tidak tahu cara mendapatkan layanan jaminan kesehatan mengingat keterbatasan kemampuannya.
Berhari-hari ia mencoba meminta bantuan agar secepatnya memiliki kartu jaminan kesehatan supaya bayinya segera mendapat perawatan, namun gagal. “Dua minggu sejak keluar dari rumah sakit, anak saya belum tersentuh tindakan medis. Hanya diberikan ASI dan beruntung tidak rewel,” katanya dengan raut sedih.

Titik terang mulai didapatkan setelah sejumlah anak muda karang taruna Desa Pengastulan turun tangan membantu. Mereka menelusuri penyebab lambannya Komang Yobi memperoleh layanan administrasi kependudukan. Bersama Kepala Dusun Purwa, Ketut Sawir, mereka berupaya menyelesaikan keperluan sang bayi agar secepatnya mendapat perawatan medis.

“Kita masih urus administrasinya, mulai KK ke Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil serta ke Dinas Sosial Buleleng, mudah-mudahan cepat clear,” ujar Sawir, dibenarkan Putu Widiyasmita, Ketua Karang Taruna Puspita Samudra, Desa Pengastulan.

Sambil menunggu kelarnya proses administrasi, rencananya bayi malang Gede Fendi Pratama Wijaya Putra akan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis mengingat benjolan pada pipi kirinya makin mengkhawatirkan.

“Ini bersifat emergency, makanya kita akan bawa dulu ke rumah sakit sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari petugas medis,” tandas Putu Widiyasmita. (war)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.