Lumpuh Akibat Kesetrum, Warga Desa Pejarakan Dapat Bantuan Rumah Tepat Saat HUT ke-77 RI

warga lumpuh
Komang Sukra (memakai tongkat) bersama Kepala Desa Pejarakan Made Astawa dan Anggota DPRD Buleleng Ngurah Ketut Arya saat peletakan batu pertama pembangunan rumahnya di Banjar Dinas Goris, Desa Pejarakan, tepat pada HUT ke-77 Kemerdekaan RI. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Nasib Komang Sukra (37) boleh dibilang kurang beruntung. Betapa tidak, dalam usia muda dia terpaksa kehilangan fungsi kakinya akibat terjatuh dari ketinggian setelah sebelumnya tersengat aliran listrik. Peristiwa itu terjadi saat Sukra mengadu nasib menjadi buruh bangunan di Denpasar 14 tahun lalu.

Ia bekerja pada sebuah proyek bangunan dan diberi tugas memotong besi. Pada ketinggian 2 meter lebih Sukra kesetrum aliran listrik dan ia terpental hingga jatuh dari ketinggian. Ia pun pingsan dan rekan-rekannya melarikan Sukra ke rumah sakit. Sejak peristiwa kelam itu Sukra mengalami kelumpuhan akibat kakinya tidak bisa digerakkan. Ia pun kembali pulang ke kampungnya di Banjar Dinas Banyuwedang, Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak Buleleng, Bali.

Bacaan Lainnya

Hanya saja setiba di rumah nasibnya makin terpuruk. Selain tidak memiliki pekerjaan, rumah yang dia tempati dalam kondisi memperihatinkan.

“Peristiwa itu terjadi saat saya berusia 23 tahun. Ketika bekerja memotong besi tiba-tiba saya tersetrum aliran listrik dan saya terpental dari ketinggian dua meter yang menyebabkan saya lumpuh,” tutur Komang Sukra, Kamis (18/8/2022).

Untuk menopang hidupnya, Komang Sukra menggunakan kruk untuk menjalankan aktivitas kesehariannya. Kendati cukup berat, dengan kruk tersebut Komang Sukra berusaha melakukan kegiatan termasuk diantaranya mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya. Di tempat tinggalnya, Sukra tinggal bersama orangtuanya di sebuah rumah yang jauh dari kondisi layak. Sering kebanjiran akibat letak rumahnya berada di cekungan. Jika hujan mengguyur air menggenang di sekitar rumahnya berhari-hari bahkan terhitung bulan.

“Saya menempati rumah orangtua. Dan sangat sering banjir bahkan genangan air tidak bisa surut dalam hitungan bulan,” ujar Sukra.

Kepala Desa Pejarakan I Made Astawa membenarkan kondisi Sukra cukup memperihatinkan. Selain tidak memiliki sumber penghasilan pasti, tempat tinggalnya juga jauh dari kata layak. ”Sejak mengalami kecelakaan kerja di Denpasar ia (Sukra) kembali pulang dalam kondisi lumpuh,” terang Astawa didampingi Kepala Dusun Banyuwedang Amir Hasan.

Selama ini kata Astawa, berbagai bantuan diupayakan agar Sukra dapat hidup selayaknya. Termasuk diantaranya berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng terkait kondisi lumpuhnya.

”Kita sudah lakukan berbagai upaya untuk membantu warga kami, Sukra agar dia bisa diakses bantuan. Namun untuk bantuan rumah belum berhasil kami kondisikan,”ujar Astawa.

Menurutnya, dari sebanyak 3.433 KK di Desa Pejarakan, sebanyak 30 persen diantaranya merupakan keluarga dengan katagori miskin, salah satunya Sukra. Sehingga dengan berbagai upaya dilakukan agar kehidupan Sukra beranjak lebih baik.

“Di tempat tinggalnya yang sekarang sudah tidak memungkinkan karena letak rumahnya tepat berada di cekungan sehingga air hujan menggenang. Dan genangan itu berlangsung lama hingga berbulan-bulan,” terang Astawa.

Untuk itu, ia berinisiatif memindahkan Sukra ke tempat lain di Banjar Dinas Goris saat sejumlah orang memberikan bantuan rumah untuknya. Astawa menyebut salah satu kerabat Sukra memberikan sepetak tanah untuk mendirikan bangunan rumah. Di tempat itu saat ini tengah dibangun rumah hasil bantuan berbagai pihak.

“Lokasi rumahnya kami pindahkan ke tempat yang lebih layak di Banjar Dinas Goris. Kebetulan Sukra diberikan bantuan rumah oleh anggota DPRD Buleleng Ketut Ngurah Arya, ya kita bangun dengan bergotong royong,” ujarnya.

Atas bantuan rumah yang ia terima tepat pada HUT ke-77 Kemerdekaan RI,Sukra mengaku bersyukur karena akan pindah dari rumah sebelumnya di Banjar Dinas Banyuwedang.

”Ya, saya berterima kasih atas bantuan rumah tersebut kendati berdiri di atas lahan milik kerabat saya. Paling tidak saya sudah tidak susah akibat rumah terendam air,” ucapnya gembira.

Sementara itu, Ketut Ngurah Arya mengaku tergerak membantu Sukra atas dasar kemanusiaan dan itu dilakukan spontanitas setelah diberi kabar soal kondisi warga bernama Sukra. Bahkan ia menyebut tidak ada kaitan dengan politik terkait keberadaannya sebagai Ketua Fraksi PDIP di DPRD Buleleng.

”Ini murni kemanusiaan tidak terkait apapun. Kita spontan dan tergerak semata untuk membantu meringankan beban warga kurang beruntung yang saat ini disandang Sukra termasuk warga lain yang mengalami nasib yang sama,” kata Ngurah Arya.

Menurut Arya, di wilayah Kecamatan Gerokgak terdapat 5 warga yang ia bantu karena mengalami nasib kurang beruntung. Ia bersama rekan-rekannya melakukan swadaya untuk berbagi membantu warga yang membutuhkan.

“Di Kecamatan Gerokgak ada 5 warga yang kami berikan bantuan, di Desa Penyabangan, Sanggalangit dan di Desa Gerokgak. Ini kita lakukan secara bertahap murni dari rezeki kita untuk berbagi. Jauh dari kata politik dan ini semata untuk kemanusiaan,” tandas Arya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.