PMK Zero Kasus, Mobilitas Ternak di Buleleng Masih Dibatasi

pmk buleleng
Ternak sapi yang telah menerima vaksin pertama di Buleleng. (ist)

SINGARAJA | patrolipost.com – Secara umum di Buleleng sudah dinyatakan zero kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Namun pemerintah masih menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas hewan ternak sambil menunggu instruksi lebih lanjut dari Kementerian Pertanian RI. Untuk mempertahankan kondisi zero case Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng terus menggenjot proses vaksinasi untuk mencegah munculnya kembali kasus PMK.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Made Sumiarta  membenarkan kasus PMK di Buleleng sudah zero case. Namun kondisi itu tidak membuat lalu lintas hewan ternak dari  luar daerah dan sebaliknya sudah dibuka.

Bacaan Lainnya

“Keluar masuk hewan ternak belum diperbolehkan. Baik antar kabupaten maupun antar kecamatan dalam kabupaten, termasuk daerah yang sebelumnya menjadi zona PMK,” ungkap Sumiarta, Rabu (10/8).

Bahkan kebijakan itu diberlakukan juga untuk pasar hewan di Desa Penjarakan, Kecamatan Gerokgak maupun di Pancasari, Kecamatan Sukasada.

“Ada perpanjangan  penutupan (lalu lintas hewan). Rumah Potong Hewan (RPH) juga belum kami operasikan,” imbuh Sumiarta.

Sementara itu untuk mencegah munculnya kembali kasus PMK, petugas Dinas Pertanian terus memvaksin hewan ternak ke desa-desa. Hingga Selasa (9/8) kemarin, data yang tercatat ada sebanyak 18.800 ekor sapi di Buleleng yang sudah divaksin tahap pertama.

Vaksinasi tersebut dilakukan di beberapa kecamatan di Buleleng. Itu di luar Kecamatan Sawan, Sukasada, dan Banjar,” terang Sumiarta.

Untuk memastikan proses vaksin berjalan sesuai target saat ini tengah dilakukan vaksin  tahap dua.Dan di Kecamatan Seririt mendekati tuntas lalu menyusul Kecamatan Gerokgak yang dilaksanakan pekan depan.

“Saat ini total vaksin yang didapat Buleleng 34.000. Kami terus melakukan vaksinasi karena semakin banyak  yang divaksin semakin cepat kami dapat vaksin lagi,” ucap Sumiarta.

Menurutnya, target Dinas Pertanian agar seluruh sapi di Buleleng yang jumlahnya mencapai 148 ribu ekor dapat divaksin seluruhnya. Hanya saja katanya, jumlah populasi sapi bisa berubah seiring waktu terlebih vaksinasi memerlukan waktu yang panjang.

“Ini juga merujuk pada keterbatasan tenaga vaksinasi  dengan jumlah populasi sapi banyak terlebih wilayah Buleleng luas,” ujarnya.

Sementara itu, data terakhir  sapi di Buleleng yang terinfeksi PMK dan sudah dipotong bersyarat mencapai 268 ekor. Sedang bantuan untuk peternak yang sapinya dipotong bersyarat ganya tinggal menunggu proses administrasi dan pengecekan dari Provinsi. “Dana bantuan dari Pusat akan dicairkan. Provinsi sudah mengintruksikan,” tandasnya. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.