Merebak Sapi Mengidap Gejala PMK di Buleleng, Lidah Melepuh Keluar Lendir Berbau Busuk

sapi pmk
Sapi-sapi milik peternak diserang penyakit pada area mulut dengan ciri luka pada hidung, lidah melepuh, keluar cairan berlendir berbau busuk serta kehilangan nafsu makan. (cha)

SINGARAJA | patrolipost.com – Sejumlah peternak mengaku khawatir dengan berkembangnya penyakit pada sapi dengan ciri menyerupai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Gejala yang ditemukan pada sejumlah sapi milik peternak selain kehilangan nafsu makan, pada bagian hidung terdapat luka memerah dan keluar lendir begitu juga dari mulut keluar lendir berbusa dengan bau busuk. Bahkan pada lidah sapi ditemukan melepuh. Diduga  lidah melepuh itu membuat sapi kehilangan nafsu makan.

Salah satu peternak di Desa Pengulon, Kecamatan Gerokgak mengaku sudah sepekan ini sapi-sapi peliharaannya mengalami gejala kurang sehat. Selain menjadi pendiam dan tidak banyak gerak, sapi-sapinya tidak mau memakan pakan yang disediakan.

Bacaan Lainnya

“Secara bersamaan sapi peliharaan saya mengalami gejala dari mulut keluar lendir berbusa dan berbau cukup busuk. Lidah melepuh dan kehilangan nafsu makan,” ujar peternak bernama Murtada di Desa Pengulon, Sabtu (2/7/2022).

Menurutnya, gejala penyakit yang menyerang sapi milik para peternak sudah sejak seminggu lalu bahkan telah menyebar di sejumlah tempat di Buleleng. Murtada mengaku, sapi-sapi milik peternak lainnya juga mengalami gejala yang sama, bahkan ada yang lebih parah.

“Kondisi dengan keluhan yang sama juga terjadi pada sapi peliharaan milik peternak lainnya di desa-desa tetangga. Itu yang membuat kami khawatir,” imbuhnya.

Untuk mengatasi kondisi itu, Murtada bersama peternak lainnya melakukan upaya sendiri agar sapi-sapinya tidak semakin parah. Diantaranya dengan rutin mencuci bagian mulut  termasuk area hidung dari rembesan lendir. ”Baunya cukup busuk dan menyengat karena itu rutin dibersihkan menggunakan air untuk menghindari tumpukan lendir pada area mulut dan hidung,” ungkapnya.

Selain itu, peternak juga mendatangkan dokter hewan untuk memeriksakan kondisi sapinya termasuk diinjeksi dengan obat-obatan untuk memperkuat kesehatan sapi. Namun sejauh ini upaya tersebut dianggap tak mendatangkan hasil.

“Sekali disuntik tarifnya Rp 90 ribu dan itu sudah dilakukan beberapa kali suntikan. Namun hingga saat ini belum terlihat hasilnya. Padahal biaya yang sudah dikeluarkan untuk suntik nyaris tembus Rp 1 juta untuk beberapa sapi,” ucapnya.

Murtada mengaku belum mengetahui jenis penyakit yang menyerang sapi ternak miliknya. Terlebih dokter yang memeriksakan kesahatan juga tidak berani menyimpulkan penyakit sapi tersebut merupakan PMK.

”Dokter hewan maupun dinas (Dinas Pertanian, red) tidak berani mengatakan kalau penyakit sapi-sapi itu merupakan PMK,” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Buleleng Ir I Made Sumairta melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Made Suparma membenarkan adanya penyakit pada sapi dengan gejala yang sama di beberapa tempat. Hanya saja Suparma mengaku belum menerima laporan untuk kasus yang sama di Kecamatan Gerokgak.

“Memang ada keluhan dari peternak sapi adanya gejala penyakit yang menyerang pada area mulut sapi. Bahkan telah dilakukan pemantauan termasuk mengambil sampel darah dan cairan yang ada sapi,” kata Made Suparma.

Pengambilan sampel cairan dan darah dilakukan pada sapi di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt bersama petugas Kesehatan hewan dari Provinsi Bali dan saat ini tinggal menunggu hasil untuk memastikan jenis penyakit yang menyerang sapi-sapi tersebut.

”Sampelnya sedang diuji di laboratorium nanti setelah keluar hasilnya baru bisa disimpulkan jenis penyakitnya. Untuk sementara kita masih menunggu hasil uji labnya,” tandas Suparma. (625)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.