Bandara Ngurah Rai dan KKP Antisipasi Penularan Varian Baru Covid-19

bandara caovid 19
General Manger Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan (kanan), Co GM Commercial Aidhil Philip Julian (tengah) dan Co GM Operation Ruli Artha (kiri). (maha)

MANGUPURA | patrolipost.com – Pasca  ditemukanya varian baru virus  Covid-19 yakni subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali melakukan strategi penanganan penularan virus varian baru itu. Berbagai langkah antisipasi dilakukan bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

General Manger Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan otoritas bandara untuk menjadi bagian dari penanganan Covid-19.

Bacaan Lainnya

“Dari sisi layanan bandara, kami menyiapkan provide untuk kesiapannya tetapi untuk garda depan kami berkoordinasi dengan kawan-kawan dari KKP,” kata Handy, Senin (13/6/2022).

Selain itu kata Handy, kampanye tentang pelaksanaan Protokol Kesehatan Covid-19 terus disampaikan. Seperti menjaga jarak dan memakai masker. Menggunakan handsanitizer dan selalu berkoordinasi dan mendorong KKP untuk menerapkan.

“Thermo scanner juga masih berlanjut sehingga kami bisa memantau setiap orang yang masuk dan bisa meneruskan perjalanan,” imbuhnya.

Sementara itu Co GM Operation Ruli Artha mengatakan, strategi untuk penenganan Covid-19 tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Selalu dilakukan deainfektan secara rutin, dan handsanitizer harus tetap diadakan.  Penanganan bagasi yang sering tersentuh oleh penumpang maupun petugas bandara, disiapkan alat berupa sinar ultraviolet yang bisa digunakan untuk membunuh kuman.

“Kami berkordinasi lanjutan dengan Tim KKP, tetapi prinsipnya kami selalu menjaga kesehatan dan mematuhi semua Protokol Kesehatan,” ucap Ruli.

Co GM Commercial Aidhil Philip Julian menambahkan, Bandara Ngurah Rai Bali memilik fasilitas Lab PCR canggih. Lab itu mampu mengambil sampling dengan kapasitas sebanyak 900 orang per jam, dan sudah teruji selama 19 kali oleh para stakeholder.

“Kita sudah ready jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” ucapnya.

Sementara itu, sebelumnya telah diketahui sebanyak empat kasus subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5 yang teridentifikasi di Bali, ternyata ditemukan dalam gelaran Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR), yang digelar pada 23 hingga 28 Mei 2022 lalu. (pp03)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.