Peringati HUT ke-10, SMK Pariwisata Cinta Damai Gelar Parade Songke Manggarai

parade songke
Parade Songke saat perayaan HUT SMK Cinta Damai. (ist)

BORONG | patrolipost.com – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-10 SMK Cinta Damai dimeriahkan dengan festival budaya yang dipadukan dengan Parade Songke. HUT SMK Pariwisata Cinta Damai diikuti lebih dari 400 peserta. Perayaan HUT  SMK Cinta Damai digelar di Desa Watu Mori, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Senin (13/06/2022).

Peserta Parade Songke ini terdiri dari para guru, pegawai dan siswa/i. Metode parade, seluruh peserta berdiri di jalan pintu masuk sekolah dengan mengenakan kain adat Songke lengkap dengan aksesoris adat lainnya, lalu rombongan melewati jalur parade yang sudah ditetapkan. Di beberapa tempat tertentu menjadi titik spot foto. Titik ini kemudian dijadikan spot pengambilan gambar, kemudian parade berlanjut menuju spot berikutnya.

Bupati Manggarai Timur Agas Andreas yang hadir pada kesempatan tersebut menyebutkan, Parade Songke ini menjadi ajang promosi wisata baru. Sebab motif yang terdapat pada kain songke merupakan sebuah karya yang memiliki nilai artistik dan peran generasi milenial saat ini merawat dan melestarikan warisan yang ada.

“Saya tentu senang dan bangga dengan kreatifitas civitas SMK Cinta Damai hari ini dengan pergelaran Parade Songke. Saya merasa terinspirasi, maka dengan itu pada Hari Jadi Kabupaten Manggarai Timur pada tangga 23 November mendatang kita akan melakukan parade 10.000 songke mulai dari Polsek Borong dan finis di Lehong,” jelas Agas.

Selain Parade Songke, perayaan HUT SMK Pariwisata Cinta Damai juga dimeriahkan beberapa permainan tradisional, seperti maeng mangka (main gasing), Rangkuk alu, Mbata, Danding, dan berbagai tarian tradisional khas orang Manggarai.

Ketua Yayasan SMK Cinta Damai, Agus Harum mereview perjalanan lembaga pendidikan ini dalam sepuluh  tahun terakhir. Menurut Agus,  SMK Cinta Damai hadir di Kabupaten Manggarai Timur  tahun 2013, dengan optimisme yang tinggi dengan tiga program keahlian yaitu Usaha Perjalanan Wisata, Usaha Perhotelan dan Tata Boga.

Selanjutnya Agus menjelaskan, alasan dibukanya SMK ini karena Kementerian Pariwisata menetapkan 10 destinasi unggulan nasional, salah satu Labuan Bajo. Atas dasar itulah dirinya berpikir bagaimana persiapan kabupaten tetangga/penyangga pasti membutuhkan SDM pariwisata, lalu diputuskan untuk membuka lembaga SMK Pariwisata tersebut.

“Lokasi SMK Cinta Damai pertama adalah di SDN Cepi Watu, satu tahun kemudian setelah mengantongi izin operasional, saya langsung membeli tanah di sini. Awalnya bangun tiga lokal ruang kelas, dari situ berkembang sampai saat ini dengan jumlah siswa 620 orang yang tersebar di tiga program Keahlian pada tahun 2022,” tutur Agus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan, terkait metode belajar SMK Cinta Damai menerapkan pola belajar 70% praktek dan 30% teori. Untuk mendukung keempat program dimaksud kami sudah memiliki 16 ruangan kelas, 1 hotel praktek 2 Laboratorium Komputer, 1 Lab Tata Boga, lab travel dan  dua unit bis praktek guiding/pemanduan wisata, satu unit mobil Inova dan satu unit mobil Avanza, bengkel serta peralatan otomotif.

Dalam tahun 2022 ini dibangun Laboratorium Kuliner yang baru dan lengkap ditambah 4 ruangan kelas. Selanjutnya melaksanakan praktek Kerja industri (Prakerin)  dengan pola 2 bulan praktek Internal dan 4 bulan praktek industry. Sejak tahun 2013 bekerjasama dengan Travel dan hotel di  Bali, Makassar, Malang, Kupang, Labuan Bajo, Ruteng, Bajawa, Ende (Moni). Setelah siswa selesai praktek industry diuji lagi di sekolah oleh guru sesuai kompetensi masing-masing.

Agus menuturkan, SMK Cinta Damai hari ini memasuki usia yang ke 10, usia yang terbilang masih belia tetapi sudah menghasilkan output sekitar 1.062 orang yang tersebar  di hotel berbintang, restoran, kapal pesiar, rumah makan  di Labuan Bajo, Kupang, Denpasar, Makasar, ada yang melanjutkan  ke perguruan tinggi.

“Saat ini kami sedang merencanakan untuk siswa yang belum dapat kerja kami panggil untuk dilatih lagi, program ini tidak ada di lembaga lain. Kata orang sekolah tidak hanya mau dapat ijazah  tetapi sebagai batu asah agar parang lebih tajam dalam  menebang hutan yang ada di depan  dengan lebih baik,” tandasnya. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.