Warga Kampung Keper Harapkan Pembangunan Kawasan Wisata Terpadu Nggorang Bowosie Bermanfaat bagi Masyarakat

kawasan bowosie1
Masterplan Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Nggorang Bowosie di Labuan Bajo. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Pembangunan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar) yakni kawasan wisata terpadu di kawasan Hutan Nggorang Bowosie terus mendapatkan dukungan dari warga masyarakat. Salah satu dukungan datang dari warga masyarakat kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo.

Sebagai salah satu Desa Penyangga kawasan wisata terpadu ini, masyarakat Kaper berharap pengembangan kawasan ini nanti memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar serta warga masyarakat yang ada di Kabupaten Manggarai Barat.

Bacaan Lainnya

“Masyarakat adat Kampung Kaper sangat berterimakasih kepada pemerintah pusat atas semua program pengembangan pariwisata yang ada di Labuan Bajo ataupun Manggarai barat selama ini,” ujar Frumens, salah seorang warga Kaper.

Untuk itu Ia bersama warga Kaper lainnya berharap, Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOP-LBF) yang ditunjuk pemerintah pusat untuk mengembangkan kawasan wisata terpadu ini terus melakukan koordinasi yang baik dengan masyarakat sehingga seluruh program tersebut terus berkelanjutan dan masyarakat dapat memahami manfaat yang akan dirasakan nantinya.

Dukungan juga datang dari Kepala Desa Golo Bilas, Paulus Nurung. Paulus menyampaikan bahwa masyarakat Kaper sangat mendukung seluruh aktivitas BPOLBF yang ada di Labuan Bajo, Manggarai Barat.

“Ini merupakan program strategis nasional, karena itu kita sangat mendukung,” ujar Paulus.

Sementara itu, Direktur umum BPOP-LBF Shana Fatina mengharapkan dukungan dari masyarakat agar seluruh program pengembangan pemerintah pusat di Labuan Bajo dapat berjalan dengan baik.

“Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, tentu kami sangat mengharapkan dukungan masyarakat adat, baik berupa arahan juga petuah. Sehingga komunikasi akan terjalin baik  antara pemerintah dan masyarakat,” pinta Shana.

Program yang dilakukan oleh BPOLBF adalah pengembangan destinasi wisata ecotourism di atas lahan kawasan hutan seluas 400 ha atau sekitar 1,98 % dari seluruh luas kawasan hutan Bowosie yang mencapai 20.193 ha, dimana yang saat ini kondisinya sudah sangat memperihatinkan akibat kegiatan perambahan liar.

Berdasarkan rancangan awal, destinasi wisata di kawasan seluas 400 hektare ini akan dibagi menjadi empat zona meliputi zona cultural district, adventure district, wildlife district, dan leisure district.

Dari total 400 hektare hutan, 136 hektare diberikan hak pengelolaan kepada BPOP-LBF sementara sisanya dikelola dengan skema Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan-Pemanfaatan Jasa Lingkungan (PBPH-JL) sebagai wisata alam. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.