Megawati Tak Hadiri Peringatan Hari Lahir Pancasila di NTT, Begini Kata Sekjen PDIP

ende 33333
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani tidak menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan pemerintah di Ende, NTT, Rabu (1/6/2022). (ist)

ENDE | patrolipost.com – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani tidak menghadiri peringatan Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan pemerintah di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (1/6/2022).

Kehadiran keduanya diwakili oleh orang lain. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri diwakilkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah. Sedangkan kehadiran Puan Maharani diwakilkan oleh Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Paulus yang membacakan teks pembukaan UUD 1945 dalam peringatan hari lahir Pancasila di Lapangan Pancasila Kota Ende, NTT.

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengonfirmasi Megawati Soekarnoputri tidak bisa hadir secara langsung di Ende NTT.

“Atas peringatan hari lahir Pancasila yang dipusatkan di Ende, NTT, Ibu Megawati Soekarnoputri tidak bisa hadir, dan telah menyampaikan pesan melalui Mas Pramono Anung kepada Presiden Jokowi, serta menugaskan Bapak Ahmad Basarah, untuk mewakili beliau ke Ende,” ujar Hasto.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPR RI Puan Maharani juga tidak hadir dalam acara pernikahan adik Jokowi, Idayati dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman di Solo Jawa Tengah pada Kamis 26 Mei 2022.

Jokowi Kunjungi Taman Renungan Bung Karno
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Taman Renungan Bung Karno. Hal itu dilakukan usai memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berdasarkan keterangan dari Biro Pers Sekretariat Presiden, Rabu (1/6/2022), Jokowi didampingi ibu negara Iriana Joko Widodo. Jokowi tampak masih mengenakan pakaian adat Ende.

Diketahui, Sukarno diasingkan di Ende dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938. Selama menjalani masa pengasingan, Bung Karno banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan perenungan tepat di bawah pohon sukun bercabang lima yang ada di taman tersebut.

Lokasi tersebut menjadi tempat Bung Karno mendapatkan inspirasi tentang Pancasila yang kemudian diusulkan menjadi dasar bagi negara Indonesia merdeka.

Lokasi tersebut menjadi tempat Bung Karno mendapatkan inspirasi tentang Pancasila yang kemudian diusulkan menjadi dasar bagi negara Indonesia merdeka.

“Ketika Bung Karno kembali ke Ende setelah dibuang kembali ke Bengkulu, 12 tahun setelah itu beliau datang kembali ke Ende sebagai seorang Presiden Republik Indonesia dan di hadapan ribuan penduduk Ende ketika itu beliau mengungkapkan bahwa ‘Di kota ini aku temukan lima butir mutiara dan di bawah pohon sukun ini kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila’,” ujar penutur kepada Jokowi.

Bung Karno saat itu juga berpesan agar apabila suatu waktu pohon sukun tersebut mati, hendaklah ditanam kembali dengan pohon sukun yang baru. Dalam sejarahnya, pohon sukun yang pertama itu mati pada tahun 1972. Pemerintah ketika itu sudah mencoba untuk menanam, tetapi tidak tumbuh.

Selama menjalani masa pengasingan, Bung Karno banyak menghabiskan waktunya untuk melakukan perenungan tepat di bawah pohon sukun bercabang lima yang ada di taman tersebut.

Sukun Bercabang Lima
Selanjutnya, pada masa kepemimpinan Bupati Ende periode 1973-1983, Herman Joseph Gadi Djou, ia meminta kepada sahabat-sahabat Bung Karno yang masih hidup ketika itu untuk menanam kembali pohon sukun tersebut. Peristiwa penanaman kembali itu terjadi pada tanggal 17 Agustus 1980 dan pohon sukun itu pun tumbuh hingga saat ini.

“Uniknya, Bapak Presiden, pohon sukun ini tumbuh dengan lima cabang. Bagi orang Ende, Bapak Presiden, ini membuktikan bahwa Ende memang benar-benar rahimnya Pancasila,” ungkapnya.

Saat mengunjungi Taman Renungan Bung Karno, Jokowi didampingi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat, serta Bupati Ende Djafar Achmad. (305/snc/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.