Polri Sebut Dokter Terduga Teroris Tewas Ditembak Adalah Anggota HASI

brigjen ahmad 3333
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan saat jumpa pers virtual, Kamis (10/3/2022). (ist)

JAKARTA | patrolipost.com – Polri mengungkap dokter terduga teroris berinisial SU yang tewas ditembak di Sukaharjo, Jawa Tengah (Jateng), merupakan anggota Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI). SU, yang tergabung dalam jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI), tewas ditembak karena melakukan perlawanan saat ditangkap.

Keterangan itu disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan. Ramadhan menyebut SU menjabat penanggung jawab dalam kepengurusan HASI.

Bacaan Lainnya

“Keterlibatan SU adalah selaku anggota organisasi teroris JI, kemudian yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai amir khidmat jabatannya adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI),” kata Ramadhan saat jumpa pers virtual, Kamis (10/3/2022).

Sosok Dokter Sunardi
Sebagai informasi, penangkapan SU dilakukan Densus 88 Antiteror Polri pada Rabu (9/3) sekitar pukul 21.15 WIB di Jalan Bekonang Sukoharjo, Cendana Oli, Sukoharjo. SU merupakan warga Sukoharjo, Jawa Tengah. Saat ditangkap, SU melakukan perlawanan.

“Adapun saat penangkapan saudara SU melakukan perlawanan terhadap petugas secara agresif,” ujarnya.

SU Berprofesi sebagai Dokter
Dilansir dari detikJateng, Sekretaris The Islamic Study and Action Center (ISAC) Surakarta, yang selama ini aktif melakukan advokasi kasus-kasus terkait penangkapan terduga teroris, Endro Sudarsono, mengatakan pihaknya sudah mendapat aduan dari keluarga korban SU.

“Korban adalah dr Sunardi, yang selama ini praktik di Ponpes Ulul Albab, Polokarto, Sukoharjo. Kalau rumahnya di Bendosari, Sukoharjo,” ujar Endro Sudarsono, Kamis (10/3/2022).

Selain itu, dari Polres Sukoharjo, diketahui bahwa dr Sunardi telah dalam kondisi tewas saat ditangkap Densus 88. Selanjutnya Polres Sukoharjo menawari keluarga untuk menjemput jenazah dr Sunardi yang saat ini berada di rumah RS Bhayangkara Semarang.

“Proses penangkapannya seperti apa hingga harus berakhir dengan kematian korban, sejauh ini kami maupun keluarga belum tahu. Tim kami di ISAC saat ini masih terus berkoordinasi dengan keluarga,” ujar Endro. (305/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.