Waspada! Gangguan Penglihatan pada Anak Akibatkan Cacat Mata Permanen

dr spesialis mata
Dokter Spesialis Mata RSUP Sanglah Denpasar dr Ni Made Ayu Surasmiati M Biomed Sp M(K), (yani)

DENPASAR | patrolipost.com – Gangguan penglihatan pada anak bisa terjadi akibat ketidakpedulian orangtua terhadap kondisi mata sang anak. Bahkan, hal ini juga bisa disebabkan oleh kelainan bawaan pada bayi dan jika tidak ditangani dengan baik, maka bisa menjadi cacat permanen.

“Sebagai orangtua sudah seharusnya lebih memperhatikan segala kondisi kesehatan anak sedari lahir untuk mengantisipasi terjadinya kecacatan,” ujar Dokter Spesialis Mata RSUP Sanglah Denpasar dr Ni Made Ayu Surasmiati M Biomed Sp M(K).

Bacaan Lainnya

dr Ayu Surasmiati mengatakan, gangguan penglihatan, tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, namun juga bisa dialami oleh anak-anak, bahkan juga bisa dialami oleh bayi baru lahir.

Berdasarkan dari data yang ada, kasus gangguan penglihatan bahkan sampai pada tingkat kebutaan pada anak di Indonesia cukup tinggi dan terus bertambah setiap tahunnya. Penyebab dari kelainan penglihatan pada anak ini tentunya sangat beragam, meliputi ketidakseimbangan gizi maupun kondisi kesehatan ibu hamil hingga kondisi genetik dari si bayi yang memang sudah memiliki kondisi kelainan mata bawaan.

“Kondisi kelainan mata pada bayi baru bisa dikenali ketika bayi sudah berusia enam bulan. Sebab, sebelum usia 6 bulan, umumnya penglihatan bayi masih buram, Setelah enam bulan, bayi baru belajar mengoordinasikan kedua matanya untuk melihat, sehingga penglihatannya akan berkembang pesat,” jelasnya.

Dimana ketika berusia 6 bulan, orangtua baru bisa mengamati kondisi penglihatan bayi. Jika ada kelainan, maka akan bisa ditangani sejak dini. Sehingga potensi kebutaan pada anak bisa ditekan. Adapun beberapa tanda untuk melihat bayi mengalami kelainan penglihatan, seperti, tidak optimalnya kemampuan untuk mengikuti objek dengan menggunakan matanya, mata bergerak cepat dari satu sisi ke sisi lainnya atau bergerak dari atas ke bawah, adanya kemerahan di salah satu atau kedua bola matanya dan tidak bisa hilang.

“Seluruh tanda-tanda kelainan mata tersebut terjadi akibat gangguan refraktif (mata minus dan mata plus). Selain itu, ada beberapa penyebab gangguan kesehatan mata lain yang sering terjadi, seperti mata juling yaitu kondisi di mana kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama dan terlihat bergerak ke arah berbeda,” sebutnya.

Menurutnya, kondisi buta warna adalah berkurangnya kualitas penglihatan terhadap warna. Biasanya, buta warna diturunkan kepada anak dari orangtua sejak lahir. Kelainan mata yang sering terjadi pada bayi yang lahir prematur adalah katarak (katarak kongenital atau infantil). Kondisi ini merupakan penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan pada anak. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.