Dokter Mikrobiologi RSUP Sanglah: Varian Omicron Berbahaya bagi yang Belum Divaksin

adi tarini
Dokter Konsultan Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah, Dr dr Ni Made Adi Tarini SpMK (K).

DENPASAR | patrolipost.com –  Varian Omicron dari Covid-19 cukup berbahaya, terutama bagi yang belum mengikuti vaksinasi Covid-19. Mengingat, terjadinya lonjakan kasus di seluruh dunia didominasi dan sebagian besar disebabkan oleh varian Omicron.

“Meskipun vaksin cukup efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, namun vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan. Oleh karenanya penerapan Protokol Kesehatan harus selalu dilaksanakan secara disiplin,” ujar Dokter Konsultan Mikrobiologi Klinik RSUP Sanglah, Dr dr Ni Made Adi Tarini Sp MK (K).

Bacaan Lainnya

Lebih lanjut, dr Adi Tarini  menerangkan semakin banyak penularan berarti akan ada lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja dan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron.

Menurutnya, meskipun gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron memang seperti virus biasa. Namun, dampaknya bagi kelompok rentan belum bisa dipastikan karena data klinisnya belum ada.

“Belum berani menyimpulkan apakah varian Omicron ini sebagai varian dengan gejala ringan atau varian ini bisa menjadi ganas pada kelompok rentan, seperti kelompok dengan komorbid, kelompok lansia dan kelompok tanpa vaksin,” ungkapnya.

Lanjutnya, tentu masyarakat sudah mengetahui dari berbagai pemberitaan bahwa penyebaran varian Omicron memang lebih cepat dari varian lainnya, termasuk varian Delta.

“Dengan demikian sudah sepantasnya kita mulai sadar untuk tetap disiplin menerapkan Protokol Kesehatan dan wajib menjalankan vaksinasi,” tambahnya.

Sementara itu, gejala yang bisa ditimbulkan dari varian Omicron yang dapat dirasakan memang cukup ringan apabila dibandingkan dengan virus Covid-19 varian lainnya. Dimana gejala varian Omicron adalah batuk, pilek, meriang dan sakit kepala.

Selain itu, dari seluruh gejala yang ditimbulkan, varian Omicron tidak menyebabkan kondisi anosmia atau seseorang yang terpapar kehilangan indra penciumannya.

Dokter Tarini menambahkan, walaupun gejala yang ditimbulkan mirip flu biasa, namun pihaknya berharap masyarakat tidak abai dan tidak menyepelekan virus ini. Sehingga diwajibkan untuk tetap menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat, terutama melakukan pemeriksaan dan isolasi mandiri.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa varian Omicron dari Covid-19 cukup berbahaya bagi mereka yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19. WHO menegaskan untuk tidak menyerah dalam memerangi varian virus tersebut. Meski Omicron disebut menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, ini tetap menjadi virus berbahaya. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau agar semua orang tidak boleh membiarkan virus ini berkembang dengan bebas, atau mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah, terutama saat banyak orang di sekitar yang tidak divaksinasi. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.