Peningkatan Kualitas Pariwisata Labuan Bajo Jelang Penyelenggaraan KTT G20

labuan bajo
View Pelabuhan Labuan Bajo. (ist)

LABUAN BAJO | patrolipost.com – Pemerintah Indonesia menjadikan salah satu destinasi super prioritas, Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, NTT, sebagai salah satu tempat pelaksanaan side event Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Menjadi salah satu tempat penyelenggaraan kegiatan internasional, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui satuan kerja (Satker) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) telah melakukan beberapa pembenahan mulai dari pendataan, penyiapan kualitas sarana dan prasarana yang ada hingga kepada upaya meningkatkan lama tinggal wisatawan saat berada di Labuan Bajo.

Bacaan Lainnya

“Labuan Bajo sebagai salah satu lokasi side event G20 sudah mulai bergerak dengan pendataan sarana amenitas seperti hotel, restauran, kapal wisata, yang sudah mendapatkan sertifikat CHSE. Hal ini diharapkan dapat memberikan rasa aman kepada para tamu yang nantinya akan datang ke Labuan Bajo serta masyarakat Labuan Bajo sendiri juga mendapatkan rasa aman dan nyaman,” ujar Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina.

Hal ini disampaikan Shana saat melakukan audiensi bersama beberapa Deputi di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam kunjungan kerja agenda rutin awal tahun BPOLBF, Senin-Selasa, (10-11/1/2022).

Agenda ini sekaligus dalam upaya melihat bentuk kolaborasi dan dukungan yang bisa digarap bersama pada TA 2022, terutama yang berkaitan dengan persiapan Labuan Bajo  sebagai venue side event KTT G20.

Data BPOLBF sendiri mencatat Labuan Bajo saat ini memiliki 35 Unit Hotel, 89 Unit Hunian Sewa dan 8 Unit Hostel. 11 Hotel dengan total sebanyak 699 kamar hotel tercatat telah mendapatkan sertifikasi CHSE dari Kemenparekraf, diikuti oleh 2 Homestay, 15 Restaurant, 12 Transportasi Wisata, dan 18 Wisata Tirta.

Lebih jauh Shana Fatina menjelaskan upaya menjadikan Labuan Bajo sebagai salah satu tempat side event kegiatan internasional tentunya membutuhkan kerjasama serta kolaborasi dari semua pihak.

Menurutnya, BPOLBF selaku perpanjangan tangan Kemenparekraf perlu mendapatkan berbagai masukan dari deputi Kemenparekraf terkait, sehingga Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas terus dikembangkan menjadi destinasi pariwisata yang berkualitas, berkelanjutan dan berkelas dunia, yang diwujudnyatakan melalui program kerja BPOLBF di tahun 2022, disamping mengawal persiapan Labuan Bajo menjadi venue side event KTT G20 agar maksimal.

Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf (D7), Muhammad Neil El Himam mengungkapkan, audiensi ini merupakan awalan yang baik dalam pelaksanaan program kerja masing-masing pihak di tahun 2022 ini.

“Melalui audiensi ini kita bisa saling matching program dan saling dukung jika ada yang bisa kami dukung, begitu pula sebaliknya sehingga di tahun ini kita bisa lebih sukses dan recovery baik di bidang pariwisata maupun produk ekrafnya,” ujarnya.

Rizky Handayani, Deputi 6 Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf dalam audiensi yang digelar di Ruang Rapat Lt 22 Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf (10/01), memberikan beberapa masukan dalam persiapan Labuan Bajo menuju KTT G20, seperti perlu disediakannya akses sarana dan prasarana jalur laut di Labuan Bajo sehingga lama tinggal wisatawan bisa bertambah.

“Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas harus mampu menarik perhatian wisatawan, jadi selain akses udara dan darat, Labuan Bajo juga harus memiliki akses sarana dan prasarana jalur laut yang memadai seperti kapal pesiar utama agar lama tinggal wisatawan di kawasan laut dan darat lebih lama lagi dan akses wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo tidak hanya menggunakan pesawat tetapi juga bisa melewati jalur laut,” ujar Rizky Handayani.

Lebih lanjut, Rizky juga menyampaikan harapannya agar BPOLBF menyiapkan semacam brosur atau E-Brosur produk ekraf sehingga dapat dipromosikan saat G20 nanti. Selain itu, perlu ada upaya pengenalan Labuan Bajo secara masif melalui konten yang ringan, mudah dijangkau dan terus menerus di titik-titik strategis seperti di hotel dan penginapan, juga di area publik sehingga bisa dinikmati semua kalangan.

Mendukung pernyataan yang disampaikan Deputi 6, Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina mengatakan, lama tinggal wisatawan merupakan salah satu target yang sedang diupayakan.

“Saat ini, kami terus berusaha agar lama tinggal wisatawan di Labuan Bajo bisa lebih lama, kami juga sedang berupaya agar para wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo tidak hanya datang dan turun di Bandara lalu langsung menuju kapal, tetapi wisatawan yang datang berkunjung dan menginap di hotel-hotel atau penginapan di daratan Labuan Bajo sembari melihat pemandangan dan destinasi alternatif lain, dan juga kita dorong untuk menjelajahi kawasan Flores lainnya,” jelas Shana.

Deputi 1 Kemenparekraf yang membidangi Kebijakan Strategis, Raden Kurleni Ukar menyampaikan bahwa semua program kerja BPOLBF dan persiapan G20 harus memberi manfaat kepada masyarakat lokal.

“Apapun rencana pengembangan pariwisata harus mengutamakan kesejahteraan dan keterlibatan masyarakat lokal. Momen Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas dan tempat berlangsung G20 dimanfaatkan untuk dapat menambahkan kesejahteraan masyarakat setempat,” tegasnya. (334)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.