Awali Tahun 2022, Navicula Rilis Musik Video Dinasti Matahari

kitapoleng
Peluncuran video klip Dinasti Matahari di Kubu Kopi Hayam Wuruk Denpasar. (yani)

DENPASAR | patrolipost.com – Memulai tahun 2022, Navicula merilis sebuah video klip berjudul Dinasti Matahari merupakan persembahan untuk nusantara. Dimana, single Dinasti Matahari sekaligus mengenalkan kembali identitas masyarakat di Tanah Air sebagai bagian dari suku nusantara.

Peluncuran video klip ini sekaligus dalam rangka memasuki HUT ke-25 Navicula mengarungi industri musik Tanah Air dan kini telah melahirkan 11 album. Musik video ini juga digarap bekerjasama dengan KITAPOLENG serta kolaborasi dari sejumlah produser dan director yakni Dibal Ranuh, Sandrina Malakiano, Jasmine Okubo, dan Gede Robi.

Bacaan Lainnya

Robi Navicula mengatakan single Dinasti Matahari ini berkisah soal pemaknaan rasa kebangsaan nilai adi luhung yang dimiliki Indonesia. Single ini dimaknai untuk memulihkan kembali etik dan filosofi yang ada di Nusantara, di mana budaya ini dilahirkan dari budaya tropis juga agrikultur.

“Mengenalkan kembali identitas masyarakat di Tanah Air sebagai bagian dari suku Nusantara yang sudah sejak lama mewarisi cara hidup bersikap pada alam dengan mengambil, memanfaatkan secukupnya, bersyukur dari apa yang sudah tersedia dan menjaga agar tetap dapat memenuhi kebutuhan desain kehidupan di masa yang akan datang,” ujar Robi di Warung Kubu Kopi Hayam Wuruk, Selasa (11/1/2022).

Robi Navicula mengungkapkan sebelumnya, menutup 2021 ini dengan rangkaian tur bertajuk Home Sweet Home yang juga menjadi perayaan rilis single terbaru Dinasti Matahari.

Hal yang senada juga disampaikan presenter berita nasional sekaligus eksekutif produser, Sandrina Malakiano. Menurutnya, KITAPOLENG digagas sebagai arena dan ruang pertemuan multi seni, karya-karyanya seringkali hasil kolaborasi.

“Kali ini, musik video Dinasti Matahari yang digarap dengan kekuatan dari ciri khas KITAPOLENG yang banyak mengangkat tema budaya dan etnik nusantara dengan mengambil karakter suku-suku terbesar dari Barat hingga Timur Indonesia,” terang Sandrina yang dikenal akan jejak panjang di dunia audio visual.

Lebih lanjut dikatakannya, lokasi pembuatan video dilakukan di Bali dan Sumba Timur, yang melibatkan belasan seniman tari dan penunggang kuda asli Sumba. Dimana dilakukan dengan menunggang kuda tanpa pelana, bahkan di sebagian daerah kuda juga sebagai alat bantu transportasi bagi masyarakat Sumba yakni mengadaptasi tradisi Pasola.

“Tradisi Pasola merupakan upacara yang dilakukan oleh orang Sumba dalam rangka mengucap syukur atas berkat yang didapat sekaligus menyambut datangnya musim panen,” paparnya.

Bahkan musik video juga mengambil karakter beberapa suku dan budaya nusantara di dalamnya. Selain Sumba, juga ada pula Hudoq dari Kalimantan Timur. Hudoq adalah tarian dengan menggunakan topeng dan pakaian tertentu. Sementara dari Bali, mengangkat kembali tarian Sanghyang Jaran dan Barong Brutuk.

“Selain itu ada beberapa suku dan etnis lain seperti Nias, Badui, Minahasa dan Papua. Benang merah dari semua yang digambarkan adalah ucapan syukur atas apa yang sudah tersedia di alam bagi kehidupan manusia,” jelasnya.

Sandrina menyebutkan bahwa musik dan lagu Dinasti Matahari sudah tayang di kanal Youtube.

“Navicula Music juga dapat didengarkan melalui berbagai kanal musik digital,” tandasnya. (030)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.