Staf Ahli Se-Bali Gelar Rakor II, Upaya Kembangkan Obat Tradisional Bali

22222
Kegiatan workshop dan pameran produk obat tradisional Bali. Kabupaten Gianyar dalam hal ini mengirim Puri Damai Ubud dengan berbagai produk herbalnya. (kominfo/ist)

GIANYAR | patrolipost.com – Pengembangan obat tradisional, industri obat herbal dan kosmetik Bali menjadi salah satu perhatian serius Pemprov Bali. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan Pusat Pengelolaan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO). Pengembangan obat tradisional Bali nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu pondasi perekonomian Bali, khususnya bagi petani tanaman obat.

Hal tersebut terungkap pada Rapat Koordinasi (Rakor) II Staf Ahli se-Bali di Jembrana, (24/11/2021) dibuka Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna ST MT. Rakor dilaksanakan selama tiga hari dari 24 sampai 26 November 2021 dirangkai dengan kegiatan workshop serta pameran produk obat tradisional Bali dari masing-masing kabupaten. Gianyar dalam hal ini mengirim Puri Damai Ubud dengan berbagai produk herbalnya serta Minyak Kutus Kutus.

Warga Jembrana nampak antusias dengan produk-produk obat tradisional yang ditampilan stand pameran produk pertanian dan UMKM dari Kabupaten Gianyar. Hari pertama pelaksanaan pameran, penjualan beberapa produk Puri Damai serta Minyak Kutus Kutus mencapai jutaan rupiah.

Staf Ahli Gubernur Bali Bidang Perekonomian selaku Ketua Rakor Staf Ahli se-Bali, Luh Ayu Aryani mengatakan, tujuan pelaksanaan rakor Staf Ahli se-Bali ini untuk membantu menghubungkan antara petani tanaman obat dan pengusaha obat tradisional dalam pemenuhan bahan produksi obat serta mensejahterakan petani tanaman obat. Rakor menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten di bidangnya antara lain Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Denpasar dan turut dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Bupati/Walikota se-Bali.

Dihubungi terpisah, Pj Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gianyar, Ida Ayu Ketut Surya Adnyani SE MAP mengatakan sejalan dengan upaya Pemprov Bali, pengembangan tanaman obat sendiri sudah menjadi perhatian serius Pemkab Gianyar dengan dibangunnya Kebun Raya Gianyar dengan konsep tematik. Kebun Raya Gianyar sendiri juga dapat dijadikan ajang edukasi warga tentang tanaman-tanaman obat yang selama ini kurang diketahui baik dari segi jenis maupun manfaatnya.

“Pembangunan Kebun Raya Gianyar sendiri merupakan terobosan Pemkab Gianyar dalam upaya pengembangan dan pelestarian tanaman langka termasuk tanaman obat tradisional Bali, juga sebagai tempat edukasi. Selain itu, Program Puspa Aman yang digerakkan TP PKK Kabupaten Gianyar juga sejalan dengan hal tersebut. Tinggal sekarang kita dorong dan bantu segi pemasaran,” kata Surya Adnyani.

Selain itu, upaya membangkitkan UMKM, Pemkab Gianyar melalui Dekranasda juga kerap memfasilitasi para perajin berupa pameran serta pembinaan-pembinaan langsung ke perajin.

“Dekranasda juga telah melakukan pendataan potensi-potensi lokal yang di miliki oleh masing-masing kecamatan di Gianyar. Kita fasilitasi untuk promosi melalui pameran dan pembinaan-pembinaan sehingga bisa berkembang dan meningkatkan kesejahteraan perajin, ” imbuh Surya Adnyani.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Gianyar, Anak Agung Bagus Ari Brahmanta, SE., tanaman obat tradisional Bali memiliki potensi untuk dikembangkan ke pasar lebih luas baik nasional maupun internasional. Rakor staf ahli se-Bali ini merupakan salah satu langkah dalam menjalin sinergitas antara pemerintah dan UKM di sektor obat herbal guna mewujudkan Sad Kerthi Loka Bali.

“Potensi-potensi tanaman obat di Bali sangat banyak. Bagaimana sekarang kita mengemas sehingga usada warisan leluhur bisa menembus pasar nasional bahkan internasional. Seperti halnya Cina yang terkenal dengan ginsengnya,” kata Ari Brahmanta.

Sedang Staf Ahli Bidang Administrasi Umum, Ida Ayu Putu Sri Ambari, pelaksanaan Rakor ini untuk mewujudkan sinergitas antar daerah utamanya petani tanaman obat, pengusaha obat dan pengusada. Selain rakor, pelaksanaan pameran juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi bagi petani dan pengusaha juga pengusaha obat tradisional dari masing-masing kabupaten di Bali.

“Banyak yang tidak tahu bagaimana peran pemerintah lewat P4TO. Sehingga perlu sosialisasi agar sampai ke para petani dan pengusaha obat tradisional. P4TO hadir untuk mencarikan solusi dari permasalahan hingga promosi produk yang dimiliki petani,” kata Ida Ayu Ambari.

Sementara pemilik tanaman obat herbal Puri Damai, Ubud, Ida Ayu Rusmarini mengatakan, kegiatan pameran ini sangat bermanfaat bagi petani tanaman obat. Sehingga perlu dilaksanakan secara berkelanjutan dan dilaksanakan bergantian di masing-masing kabupaten di Bali. Hal ini diharapkan dapat membuka niat kabupaten untuk membangkitkan tanaman obat tradisional Bali dengan berbagai produknya.

“Di Gianyar sendiri perkembangan obat herbal lumayan bagus. Bahkan ada rencana jadikan Ubud sebagai pilot projek sebagai Kota Obat,” terang Rusmarini.

Pada pameran tersebut Puri Damai menampilkan beberapa produk yang dihasilkan antara lain aneka teh, jamu, lulur, boreh, aneka minyak hangat, minyak penyubur rambut, rosela, telang, teh detox, jamu obat kuat lelaki, jamu anti kanker, serta aneka penganan sehat. (kominfo/ist)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.